China telah mencetak ratusan unicorn, yakni perusahaan rintisan yang memiliki valuasi US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,5 triliun (asumsi kursi Rp 14.500). Sehingga, wajar jika China disebut rajanya unicorn.
Seperti dikutip dari China Daily, Selasa (27/4/2021), unicorn di China mencapai 251 dengan total valuasi lebih dari US$ 1 triliun untuk pertama kalinya pada tahun 2010. Hal itu berdasarkan laporan yang dirilis Greatwall Strategy Consultants.
Nilai total perusahaan unicorn China berjumlah US$ 1,06 triliun atau sekitar Rp 15.370 triliun pada tahun 2020, di mana 12 di antaranya bernilai US$ 10 miliar dengan 72 pendatang baru dan 24 terdaftar.
Tahun lalu, perusahaan unicorn China tersebar di sekitar 27 area dan 88 sub-area, di antaranya mencakup pendidikan internet, energi baru dan kendaraan pintar, ritel baru, logistik cerdas dan hiburan digital.
Sekitar sembilan area baru muncul dalam periode yang sama termasuk produk populer yang dipromosikan selebriti online, satelit komersial, pengisian daya cerdas, farmasi AI, bahan semikonduktor, layanan data kekayaan intelektual, bantuan medis digital, ruang kelas online, dan kebugaran digital.
Perusahaan unicorn ini berlokasi di 29 kota Cina dengan Beijing, Shanghai, Hangzhou dan Shenzhen sebagai tuan rumah dari sekitar 171 di antaranya.
Dari 2016 dan 2020, jumlah perusahaan unicorn China naik dari 131 menjadi 251 dan 64 di antaranya terdaftar di pasar domestik dan luar negeri dalam empat tahun.
Menurut Statista, pada April 2021 jumlah unicorn di seluruh dunia lebih dari 590 dengan China sebagai rumah bagi mayoritas unicorn di Asia-Pasifik yang diikuti oleh India dan Korea Selatan.
Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.
Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …
Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.
- News
- Mobile
- Tablet
- Gadgets
- Camera
- Design
- More
-
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
-