Emmanuel Macron sepertinya kembali memenangkan pemilihan umum sebagai Presiden Prancis, Minggu (24/4/2022) waktu setempat. Ia mengalahkan saingannya Marine Le Pen.
Dari sejumlah jajak pendapat dan proyeksi, Macron yang berasal dari Partai La République En Marche, unggul 58% suara di putaran kedua pemilu. Sementara Le Pen, dari partai sayap kanan National Rally, hanya 42%.
Dalam pidato kemenangannya setelah prediksi dimuat di Champ de Mars di pusat kota Paris di kaki Menara Eiffel, pria 44 tahun itu menegaskan masa jabatan barunya tidak akan berubah dari lima tahun terakhir. Karenanya ia meminta pendukung lawannya agar mengatasi “kemarahan” mereka.
Ini terkait pula dengan huru hara yang dilaporkan terjadi Minggu malam, memprotes kemenangan Macron. Polisi bahkan menyemprotkan gas air mata ke demonstran di pusat kota Paris.
“Jawaban harus ditemukan atas kemarahan dan ketidaksepakatan yang menyebabkan banyak rekan senegara kita memilih sayap kanan ekstrim,” katanya dikutip Channel News Asia (CNA) dari AFP.
“Ini akan menjadi tanggung jawab saya dan orang-orang di sekitar saya,” tambahnya.
“Saya bukan lagi kandidat kubu tetapi presiden semua orang … tidak ada yang akan ditinggalkan di pinggir jalan,” tegasnya.
Perdana Menteri Italia Mario Draghi menyebut kemenangan Macron sebagai berita bagus untuk seluruh Eropa" Sementara Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan suara Prancis mengirimkan mosi percaya yang kuat di Eropa hari ini.
Presiden UE Charles Michel mengatakan blok itu sekarang dapat mengandalkan Prancis selama lima tahun lagi. Ketua Komisi UE Ursula von der Leyen juga mengatakan “senang dapat melanjutkan kerja sama kami yang sangat baik” dengan Prancis.
Sementara itu, berdasarkan angka resmi, tingkat abstain warga cukup besar yakni 28%. Ini menjadi yang tertinggi dalam putaran kedua pemilihan presiden negeri itu sejak 1969.
Macron akan dihadapkan pada reformasi pensiun, terkait peningkatan usia pensiun Prancis, yang menurutnya penting untuk anggaran tetapi kemungkinan akan mendapat tentangan di parlemen. Ia juga harus fokus mengurus inflasi yang melonjak apalagi dengan terus terjadinya ketegangan Rusia-Ukraina.
Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.
Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …
Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.
- News
- Mobile
- Tablet
- Gadgets
- Camera
- Design
- More
-
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
-