Thursday . 09 August . 2024
thumb image

Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi menyerukan agar perang di Ukraina segera diakhiri. Namun, Modi juga enggan mengutuk serangan Rusia kepada Ukraina.

Dilansir dari AFP, Selasa (3/5/2022), India selama ini memang banyak mengimpor perangkat militer dari Rusia. Modi meminta agar perang antara Rusia dengan Ukraina diselesaikan melalui dialog, bukan gencatan senjata.

“Kami menolak gencatan senjata dan menyerukan dialog sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan perselisihan,” ujar Modi usai berbincang dengan Kanselir Jerman, Olaf Scholz.

Modi meyakini tidak akan ada yang menang dalam perang tersebut. Maka dari itu, Modi mendukung perdamaian segera tercipta.

“Kami percaya bahwa tidak akan ada pemenang dalam perang ini dan semua orang akan kalah, itulah sebabnya kami mendukung perdamaian,” ucapnya.

Modi menjelaskan perang di Ukraina tak hanya berdampak pada kemanusiaan di Ukraina. Melainkan juga membebani setiap orang di seluruh dunia karena tekanan harga minyak dan pasokan makanan.

Sementara itu, Scholz menegaskan Rusia sudah melanggar prinsip-prinsip Piagam PBB. Scholz mengatakan serangan Rusia kepada Ukraina itu brutal.

“Rusia telah membahayakan prinsip-prinsip dasar hukum internasional dengan serangannya ke Ukraina. Perang dan serangan brutal terhadap warga sipil di Ukraina menunjukkan cara yang tidak terkendali, di mana Rusia melanggar prinsip-prinsip Piagam PBB,” kata Scholz.

thumb image

Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

thumb image

Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …

thumb image

Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.