Thursday . 09 August . 2024
thumb image

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sedang menyelidiki 109 kasus hepatitis misterius pada anak di 25 negara bagian.

Menurut CDC, dari jumlah tersebut, 14 persen pasien membutuhkan transplantasi, dan lima lain meninggal dunia. Hampir semua anak, atau lebih dari 90 persen dari jumlah itu perlu dirawat di rumah sakit.

Wakil Direktur CDC Jay Butler mengatakan penyelidikan yang dikerjakan atas kemitraan antara CDC dan Departemen Kesehatan Negara Bagian situasinya masih bisa berkembang atau berubah. Ia juga mengatakan bahwa tidak semua kasus hepatitis yang kini dipelajari pada akhirnya disebabkan oleh hal yang sama.

“Penting untuk dicatat bahwa ini situasinya berkembang, dan kami menyebarkan jaring selebar-lebarnya untuk membantu memperluas pemahaman kami,” kata Butler dilansir dari FalkonIndo, Jumat (6/5).

Secara umum, Hepatitis atau pembengkakan hati, dapat disebabkan oleh infeksi, penyakit autoimun, obat-obatan dan racun. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C.

Butler mengatakan CDC telah mempertimbangkan virus-virus penyebab umum hepatitis untuk menjelaskan penyebab kasus hepatitis akut yang baru-baru ini menyerang anak kecil. Tetapi, virus-virus tersebut tidak ditemukan dalam kasus mana pun.

Justru ditemukan Adenovirus pada lebih dari 50 persen kasus, walaupun peranan virus tersebut hingga kini masih belum jelas.

Sebelumnya pada Kamis (21/4) CDC memberi tahu dokter tentang sekelompok kasus hepatitis tidak biasa pada sembilan anak di Alabama.

Mereka lalu meminta dokter dan pejabat kesehatan masyarakat untuk melapor jika ada anak-anak di bawah usia 10 tahun dengan gejala serupa.

Gejalanya antara lain, peningkatan enzim hati dan tidak bisa dipastikan itu gejala hepatitis seperti pada Oktober tahun lalu.

Sejak ada temuan itu, departemen kesehatan telah bekerja sama dengan spesialis anak di negara bagian mereka untuk mengidentifikasi kemungkinan dari kasus tersebut.

Dalam jumpa pers tersebut CDC mengatakan bahwa pihaknya telah menyelidiki beberapa kasus di sejumlah negara bagian, mulai dari Alabama, Arizona, California, Colorado, Delaware, Florida, hingga Wisconsin.

CDC juga mengikuti kasus serupa yang terjadi di Inggris, Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara di mana anak-anak dilarikan ke rumah sakit dengan hepatitis yang tidak dapat dijelaskan.

Sementara itu pada Minggu (1/5), ada 228 kasus yang mungkin berkaitan dengan wabah hepatitis misterius akut yang terjadi di 20 negara, dengan lebih dari 50 kasus di antaranya sedang diselidiki.

Dr Philippa Easterbrook, seorang ilmuwan senior di Program Hepatitis Global WHO, mengatakan dalam sebuah pengarahan pada Rabu (4/5) bahwa di antara kasus-kasus itu, satu anak meninggal dunia, dan sekitar 18 anak membutuhkan transplantasi hati.

Sebagian besar anak-anak datang dalam keadaan sehat lalu mereka mengalami gejala yang meliputi kelelahan, kehilangan nafsu makan, muntah, diare, sakit perut, urine gelap, tinja berwarna terang, kulit dan mata menguning, sebuah tanda yang disebut penyakit kuning.

Di Indonesia sendiri sudah ada tiga kasus kematian anak yang diduga karena hepatitis misterius atau hepatitis akut ini.

thumb image

Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

thumb image

Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …

thumb image

Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.