Thursday . 09 August . 2024
thumb image

Rusia disebut-sebut menggunakan bom fosfor dan bom tandan di Ukraina. Hal tersebut diungkap Dinas Keamanan Ukraina saat menyadap percakapan militer Rusia. “Ya, mereka masih menunggu Volodka [Presiden Rusia Vladimir Putin] untuk menguasai ini semua, dia akan menarik pasukan dan senjata ‘Topol’ di sini,” kata tentara Rusia dalam rekaman hasil sadapan itu dikutip Ukrainska Pravda pada akhir pekan lalu.

“Dan ya, Anda lihat, segalanya dilarang oleh konvensi hukum internasional: bom tandan, fosfor, kami mengijinkan semuanya, kami membiarkan semuanya dikerahkan,” demikian lanjut pernyataan dalam rekaman itu.

Baik bom tandan maupun fosfor merupakan jenis senjata yang berbahaya, tak manusiawi dan dilarang secara hukum internasional.

Namun, Rusia terus menggunakannya dan abai terhadap aturan yang berlaku dengan terus menghancurkan Ukraina sesegera mungkin.

Sejak 2014, Badan Keamanan Ukraina telah berulang kali mencatat penggunaan senjata terlarang oleh Rusia di area Zona Operasi Anti-teror atau Operasi Pasukan Bersama.

Sejak mulai menginvasi Ukraina, Barat menuding Rusia terus melakukan kejahatan perang. Tindakan-tindakan mereka tak luput dari rekaman Dinas Keamanan Ukraina.

Penyadapan data yang dikumpulkan badan itu akan dimasukkan sebagai bahan di pengadilan internasional. Sehingga, Rusia diharapkan tak bisa lolos dari hukuman.

Sebelumnya, Rusia dilaporkan meluncurkan bom fosfor di pabrik baja Azovstal, Mariupol pada Minggu (15/5).

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan tiba-tiba rudal Rusia menghantam bangunan pabrik baja itu.

Sejak pertama invasi, Mariupol menjadi salah satu kota yang dikepung pasukan Rusia. Di kota ini serangan dan pertempuran juga terus terjadi.

Selain itu, kondisi warga sipil di Mariupol jauh dari kata manusiawi. Mereka tak bisa mengakses air, obat-obatan, makanan bahkan menghirup udara secara normal.

Sejumlah negara termasuk organisasi internasional ramai-ramai mendorong agar evakuasi segera dilakukan untuk menyelamatkan penduduk.

thumb image

Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

thumb image

Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …

thumb image

Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.