Thursday . 09 August . 2024
thumb image

Ilmuwan dunia tengah mewaspadai kemunculan varian baru Covid-19 yang disebut Omicron super dan diklaim sangat menular.

Omicron super yang disebut BA.2.75 itu pertama kali terdeteksi di India dan kini telah menyebar ke sejumlah negara hingga Amerika Serikat.

Para ilmuwan mengatakan varian itu mungkin dapat menyebar dengan cepat dan kebal terhadap vaksin hingga antibodi yang muncul akibat infeksi varian-varian sebelumnya.

Meski begitu, para ahli belum bisa menentukan apakah varian BA.2.75 ini bisa memicu pandemi Covid-19 kembali memburuk.

“Masih terlalu dini bagi kami untuk menarik terlalu banyak kesimpulan,” kata Matthew Binnicker, direktur virologi klinis di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, AS, dikutip dari Time, Senin (11/7).

“Tapi sepertinya, terutama di India, tingkat penularannya menunjukkan peningkatan eksponensial. Apakah akan mengungguli BA.5, ini masih belum bisa disimpulkan,” paparnya menambahkan.

Mutasi Omicron terbaru ini telah terdeteksi di beberapa negara bagian India dan menyebar lebih cepat daripada varian-varian sebelumnya.

Selain di AS, Omicron super juga ini telah terdeteksi di Australia, Jerman, Inggris, hingga Kanada.

Mengenai kekuatan penularan, masih belum dapat dipastikan apakah BA.2.75 ini lebih menular dari varian BA.5 atau tidak. BA.5 sendiri saat ini telah menjadi biang dari kenaikan kasus Covid-19 di beberapa negara.

“Kekhawatiran para ahli yang memicu adalah sejumlah besar mutasi yang memisahkan varian baru ini dari pendahulunya omicron. Beberapa dari mutasi tersebut berada di area yang berhubungan dengan protein lonjakan dan memungkinkan virus untuk mengikat sel secara lebih efisien,” tambah Binnicker.

Meski begitu, ia mengatakan bahwa sejauh ini vaksin dan booster masih merupakan pertahanan terbaik melawan gejala penularan Covid-19 yang parah.

“Beberapa orang mungkin berkata, ‘Yah, vaksinasi dan booster tidak mencegah orang terinfeksi’. Dan, ya, itu benar,” tambahnya.

“Tetapi apa yang telah kita lihat adalah bahwa tingkat orang yang berakhir di rumah sakit dan meninggal telah menurun secara signifikan.

Karena semakin banyak orang yang telah divaksinasi, dikuatkan, atau terinfeksi secara alami, kami mulai melihat tingkat latar belakang kekebalan di seluruh dunia meningkat,” jelasnya lagi.

Sementara itu, Kepala Bagian Penyakit Menular Helix, Sishi Luo, mengatakan fakta bahwa Omicron super ini telah terdeteksi di beberapa negara ketika tingkat pengawasan terhadap Covid-19 sudah mulai mengendor di berbagai belahan dunia “merupakan indikasi awal penyebaran”.

Helix merupakan perusahaan pemasok informasi sekuensing virus ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

“Kita ingin kembali ke kehidupan pra-pandemi, tetapi kita tetap harus berhati-hati. Kita harus menerima bahwa kita sekarang hidup dengan tingkat risiko yang lebih tinggi daripada dulu,” ucap Luo seperti dikutip Time.

Mengutip Worldometers, saat ini total ada 560 juta kasus Covid-19 terkonfirmasi dengan 6,3 juta kematian. Namun ada 533 juta warga dunia yang sembuh.

thumb image

Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

thumb image

Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …

thumb image

Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.