Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan Menlu Rusia Sergei Lavrov berbicara via telepon untuk pertama kalinya sejak Moskow menginvasi Ukraina pada akhir Februari lalu. Blinken menyebut percakapan dengan Lavrov itu ’terus terang’. Apa yang dibahas keduanya?
Seperti dilansir AFP, Sabtu (30/7/2022), percakapan telepon antara Blinken dan Lavrov itu berlangsung pada Jumat (29/7) waktu setempat. Blinken diketahui telah menghindari Lavrov sejak beberapa pekan terakhir.
Dalam percakapan telepon itu, Blinken menuturkan dirinya mendorong Rusia untuk membebaskan dua warga AS yang mereka tahan. Blinken juga mendesak Moskow untuk menerima tawaran Washington DC untuk melakukan pertukaran tahanan.
“Kami melakukan percakapan yang terus terang dan langsung. Saya menekan Kremlin untuk menerima proposal substansial yang kami ajukan untuk pembebasan Paul Whelan dan Brittney Griner,” ucap Blinken kepada wartawan.
Presiden Joe Biden menghadapi tekanan publik yang semakin besar untuk mengupayakan pembebasan Griner, seorang bintang basket AS yang dipenjara karena kedapatan membawa minyak ganja, dan Whelan, seorang mantan Marinir AS yang dibui atas tuduhan spionase yang telah dia bantah.
Blinken menolak untuk menjelaskan lebih lanjut reaksi Lavrov atas dorongan AS itu. “Saya tidak bisa memberikan kepada Anda penilaian apakah saya pikir segala sesuatunya menjadi lebih mungkin atau kurang mungkin terjadi,” ujarnya.
“Tapi penting bahwa dia mendengarnya secara langsung dari saya soal itu,” imbuh Blinken.
Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataan terpisah membahas percakapan telepon itu, menyatakan bahwa hubungan kedua negara ‘sangat membutuhkan normalisasi’.
“Mengenai kemungkinan pertukaran tahanan Rusia dan Amerika, pihak Rusia bersikeras agar kita kembali pada rezim dialog profesional, bebas dari spekulasi media, dalam kerangka diplomasi rahasia,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Lavrov juga mengecam militer AS dan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang mengirimkan pasokan persenjataan senilai miliaran dolar Amerika untuk Ukraina. “Itu hanya memperpanjang penderitaan rezim Kiev, memperluas konflik dan korbannya,” imbuh pernyataannya.
Proposal AS, yang dikirimkan secara diam-diam ke Rusia beberapa pekan sebelumnya, dilaporkan mencakup tawaran pertukaran dua warga AS yang ditahan Moskow dengan seorang warga Rusia terpidana penyelundup senjata, Viktor Bout, dan akan mengikuti pertukaran tahanan serupa pada April lalu.
Dalam percakapan telepon itu, sebut Blinken, dirinya juga menekan Lavrov agar Rusia mematuhi proposal ekspor gandum keluar Ukraina yang dimediasi Turki. Blinken juga menyebut dirinya membahas soal rencana Moskow menganeksasi wilayah-wilayah Ukraina yang berhasil direbut pasukannya. Ditegaskan Biden kepada Lavrov bahwa dunia tidak akan mengakui aneksasi yang dilakukan Rusia.
Percakapan telepon pada Jumat (29/7) waktu setempat itu menjadi yang pertama antara Blinken dan Lavrov sejak 15 Februari lalu, ketika Blinken memperingatkan Rusia agar tidak menginvasi Ukraina. Presiden Vladimir Putin memerintahkan pengiriman pasukan Rusia ke Ukraina sembilan hari kemudian, yang mendorong AS dan sekutu-sekutunya menjatuhkan rentetan sanksi untuk mengisolasi Moskow dari dunia.
Saat sama-sama menghadiri pertemuan G20 di Bali pada awal Juli lalu, Blinken menolak untuk bertemu Lavrov. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, menyatakan bahwa Blinken tidak ada rencana bertemu Lavrov pekan depan saat keduanya sama-sama menghadiri pertemuan di Kamboja.
Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.
Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …
Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.
- News
- Mobile
- Tablet
- Gadgets
- Camera
- Design
- More
-
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
-