Untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang jenderal Korea Selatan memimpin latihan militer bersama Amerika Serikat.
Pasukan AS Korea (USFK) menyatakan jenderal tentara AS, Paul LaCamera, menyerahkan komando kepada jenderal Ahn Byung-seok dari Korsel selama latihan yang digelar pada pekan ini.
Selama ini, LaCamera merupakan komandan USFK, sementara Ahn menjadi wakilnya. Biasanya, latihan gabungan kedua negara dipimpin oleh komandan USFK.
“Ini signifikan karena untuk pertama kalinya, wakil komandan CFC akan memimpin sebagai komandan CFC selanjutnya,” ucap LaCamera, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (24/8).
LaCamera mengatakan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan rencana komando di masa depan yang sudah dirancang menteri pertahanan dari kedua negara sejak tahun lalu.
Sejak Perang Korea 1950-1953, militer AS selalu memegang kendali atas personel militer Korsel yang ditempatkan di pangkalan-pangkalan militer Negeri Paman Sam di negara Asia itu.
Beberapa tahun belakangan, Korsel mulai mendesak agar mereka dapat memimpin latihan militer gabungan dengan AS.
Namun kemudian, pandemi Covid-19 melanda dunia. AS dan Korsel pun menangguhkan semua agenda latihan militer gabungan.
Estafet komando ini akhirnya baru terwujud dalam latihan militer gabungan tahun ini. Hadir di latihan itu, Menteri Pertahanan Korsel, Lee Jong-sup, menyatakan bahwa latihan ini penting di tengah ancaman Korea Utara.
Menurutnya, latihan ini bertujuan untuk mengasah keterampilan personel militernya agar lebih baik dalam melawan dan merespons ancaman nuklir dan senjata penghancur massal (WMD) Korut.
Sebagai respons, Korut mengecam latihan ini. Mereka menganggap latihan ini sebagai “kebijakan bermusuhan” yang membuktikan bahwa AS dan Korsel tak tertarik dengan upaya diplomasi.
Belakangan ini, Korsel sendiri terus menyerukan diplomasi agar Korut mau menghentikan program nuklirnya. Mereka bahkan menawarkan paket bantuan besar-besaran jika Korut mau denuklirisasi.
Namun, Korut menolak mentah-mentah tawaran tersebut.
Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.
Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …
Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.
- News
- Mobile
- Tablet
- Gadgets
- Camera
- Design
- More
-
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
-