Thursday . 09 August . 2024
thumb image

Pertempuran antarkelompok bersenjata terjadi di Tripoli, ibukota Libya.

Kementerian Kesehatan Libya, mengutip dari AFP pada Sabtu (27/8), mencatat ada 23 orang terbunuh, 140 terluka, dan merusak setidaknya enam bangunan rumah sakit.

Kemenkes menyatakan bentrok itu terjadi antarkelompok rival yang salah satunya mendukung antarrezim hendak berkuasa.

Suara ledakan dan letusan senjata api terdengar di beberapa distrik di ibu kota Libya itu sepanjang Jumat (26/8) malam hingga Sabtu. Asap pun membumbung dari bangunan yang rusak terkena imbas bentrok tersebut.

Ambulans pun kesulitan mencapai area-area tertentu akibat bentrokan tersebut.

Misi PBB di Libya mendesak segera gencatan senjata dalam bentrok sipil tersebut.

Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) Abdulhamid Dbeibah mengatakan pertempuran pecah setelah negosiasi untuk menghindari pertumpahan darah di wilayah barat kota itu gagal.

Sebagai informasi, Pemerintahan Dbeibah ditantang oleh pemerintah saingan yang dipimpin eks menteri dalam negeri Fathi Bashagha.

Peneliti dari Atlantic Council, Emadeddin Badi, memperingatkan kekerasan itu akan meningkat dan menjadi perang sipil baru di Libya.

“Jika ini tak menjadi perang yang panjang, konflik ini akan sangat menghancurkan dan kita telah melihatnya,” kata dia.

Juli lalu terjadi pula bentrok maut antar dua kelompok rival. Imbas bentrokan kala itu setidaknya 16 tewas, termasuk seorang anak-anak.

thumb image

Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

thumb image

Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …

thumb image

Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.