Tragedi berdarah kembali terjadi di Ethiopia. Sekitar 100 nyawa warga melayang akibat dibantai milisi.
Pembunuhan sadis itu diduga dilakukan kelompok etnis terbesar kedua di Ethiopia. Selain membunuh, mereka juga membakar dan menjarah rumah-rumah di sebuah kota di wilayah Oromia.
Insiden berdarah itu terjadi di wilayah terbesar dan terpadat di Ethiopia yakni di Agamsa, Oromia. Wilayah itu kerap diguncang bentrokan antara kelompok etnis Oromo dan Amhara.
“Para penyerang menyerang … dari tiga arah menggunakan tembakan dan melanjutkan serangan mereka sampai sekitar pukul 14:00,” kata seorang penyintas, yang melarikan diri dari Agamsa kepada AFP.
“Mereka membunuh sekitar 100 warga, membakar banyak rumah dan toko dan menjarah gudang makanan menggunakan becak, mobil dan sepeda motor. Saya melihat serangan itu dengan mata kepala sendiri, tetapi berhasil melarikan diri tanpa cedera,” tuturnya.
Seorang penyintas lainnya mengatakan para penyerang mencuri ternak dan membunuh lebih dari 100 orang. Para pelaku disebut merupakan anggota milisi yang berbasis di wilayah tetangga Amhara.
Tentara Pembebasan Oromo (OLA), yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Ethiopia, mengatakan milisi Amhara Fano melancarkan serangan itu dan menewaskan sedikitnya 62 orang di Agamsa.
Baik pemerintah regional maupun federal tidak menanggapi permintaan AFP untuk konfirmasi.
Penduduk setempat mengatakan serangan itu terjadi setelah pasukan regional yang bergilir meninggalkan daerah itu pada hari Minggu lalu, tetapi belum diganti.
Seorang warga sempat melarikan diri dari Agamsa dan dia datang kembali. Dia takut karena merasa tak ada perlindungan keamanan.
“Saya masih di kota Agamsa tetapi tidak ada kehadiran pasukan keamanan pemerintah. Kami khawatir para penyerang akan datang lagi,” katanya.
Sebelumnya pada Agustus tahun lalu, Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia mengatakan lebih dari 210 orang tewas dalam seminggu serangan etnis di Gida-Kirimu, dekat Agamsa.
Dua bulan sebelumnya atau Juni, ratusan orang yang kebanyakan warga sipil Amhara, tewas di daerah bergolak di ujung barat negara itu.
Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menyalahkan Tentara Pembebasan Oromo atau Oromo Liberation Army (OLA), dengan mengatakan kelompok itu “menimbulkan kerusakan” pada orang-orang ketika para pejuangnya melarikan diri dari serangan pasukan keamanan di Oromia barat.
Para pejabat menyalahkan OLA atas sejumlah pembantaian yang menargetkan Amhara, meskipun pemberontak tersebut telah membantah bertanggung jawab.
Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.
Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …
Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.
- News
- Mobile
- Tablet
- Gadgets
- Camera
- Design
- More
-
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
-