Presiden Rusia Vladimir Putin telah menandatangani dekrit yang menginstruksikan keamanan di jembatan Crimea diperketat usai ledakan menghancurkan sebagian infrastruktur ini pada Sabtu (8/10). Putin juga memerintahkan dibentuk komite khusus untuk menyelidiki insiden ini.
Jembatan itu berupa jalan raya dan rel kereta yang menghubungkan Rusia ke Crimea, wilayah Ukraina yang kini diduduki. Jembatan ini juga merupakan jalur utama pasokan Rusia, termasuk listrik dan gas alam, serta bagi pasukannya yang sedang berusaha menguasai area selatan Ukraina.
Ledakan terjadi pada Sabtu pagi di jembatan di area Selat Kerch. Rusia sejauh ini belum menyalahkan siapapun, pihak Ukraina, meski merayakan insiden ini tak mengklaim melakukannya.
Lalu lintas jembatan telah dibuka, 10 jam usai ledakan, namun masih terbatas. Kementerian Perhubungan Rusia juga sudah mengizinkan kereta memulai perjalanan lagi.
Wakil Perdana Menteri Rusia Marat Khusnullin memerintahkan bagian jembatan yang runtuh segera dibongkar.
Penyelam mulai memeriksa kerusakan pada Sabtu pagi dan survei lebih rinci di atas permukaan air harus diselesaikan pada akhir hari, kata Khusnullin.
Rusia telah merebut Crimea dari Ukraina pada 2014 dan Jembatan Crimea yang sepanjang 19 km dibuka dengan meriah oleh Putin empat tahun kemudian.
Jembatan itu adalah arteri utama bagi pasukan Rusia yang menguasai sebagian besar wilayah Kherson di selatan Ukraina dan untuk pelabuhan angkatan laut Rusia Sevastopol, yang gubernurnya mengatakan kepada penduduk setempat ‘Tetap tenang. Jangan panik’.
Sejauh ini pelaku peledakan belum jelas. Lalu tak diketahui juga ledakan ini apakah disengaja atau tidak.
Gubernur Rusia untuk Crimea Sergei Aksyonov mengatakan kerusakan ’tidak fatal’. Dia sebelumnya menyampaikan Crimea punya bahan bakar untuk sebulan dan makanan buat dua bulan.
Ledakan Jembatan Crimea terjadi sehari setelah Putin ulang tahun ke-70 dan bertepatan dengan penunjukan Jenderal Angkatan Udara Sergei Surovikin, pengangkatan militer senior ketiga Rusia dalam sepekan untuk memimpin upaya invasi.
Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.
Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …
Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.
- News
- Mobile
- Tablet
- Gadgets
- Camera
- Design
- More
-
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
-