Kertas suara dalam pemilihan umum di Malaysia mulai dihitung dan data sementara Suruhanjaya Pilihan Raya Malaysia (SPRM) setara dengan KPU di Indonesia - menunjukkan 70% warga menggunakan hak untuk memilih anggota parlemen dalam pemilihan umum yang dipercepat pada Sabtu (19/11).
Jumlah itu 2,5 juta lebih banyak dibanding jumlah pemilih sebelumnya pada 2018.
Pengamat politik dari Universitas Teknologi Mara, Mujibu Abdul Muis, mengatakan pemilu kali ini amat tenang tapi sambutannya hangat.
“Persentase pemilih sejauh ini dilihat meningkat berbanding pemilu lalu. Tetapi saingan blok Pakatan sekarang dua yang dominan, mungkin menjadikan tidak ada partai yang akan sampai ke angka 112,” jelasnya kepada BBC News Indonesia.
Antusiasme warga Malaysia tampak dari antrean di tempat-tempat pemungutan suara.
Hujan sempat turun di sebagian wilayah pada pagi hari, tetapi kemudian banyak pemilih harus berdiri dalam antrean di tengah terik matahari sebelum masuk ke TPS. Sebagian TPS berada di sekolah-sekolah yang libur pada hari Sabtu.
Salah seorang pemilih di daerah pemilihan Gombak, Selangor, menceritakan dia mulai mengantre pukul 10.00 sesuai dengan rekomendasi waktu dalam kartu memilihnya.
“Tapi saya mesti menunggu sampai dua jam sebelum masuk ke bilik pengundi karena banyak orang. Orang-orang tua juga sama, harus menunggu walau mereka dialokasikan waktu paling awal,” kata Ahmad kepada BBC News Indonesia.
Lima kandidat bertarung di dapil Gombak, termasuk petahana Azmin Ali dan Menteri Besar Selangor Amirudin Shari.
Seorang pemilih lain, Grace mengaku telah mengantre selama satu setengah jam di sebuah TPS Petaling Jaya.
“Orang ramai sekali, tampak bersemangat. Saya mau perubahan di Malaysia,” katanya seraya menambahkan dia mendukung koalisi oposisi.
Sebanyak 945 calon berkompetisi untuk merebut 222 kursi. Namun pemilihan di satu daerah pemilihan ditunda ke tanggal 7 Desember menyusul kematian seorang kandidat. Dengan demikian total kursi parlemen yang diperebutkan hari ini adalah 221.
Partai politik atau koalisi partai politik yang memenangkan setidaknya 112 kursi berhak membentuk kabinet, dan menunjuk perdana menteri. Tapi karena ada penundaan di satu daerah pemilihan, maka hari ini koalisi minimal harus mendapat 111 kursi.
Adapun jumlah pemilih terdaftar 21 juta orang, termasuk 6,23 juta pemilih baru.
Peningkatan jumlah pemilih dikarenakan adanya sistem pendaftaran otomatis bagi warga yang memenuhi syarat dan karena usia memilih diturunkan dari 21 menjadi 18 tahun untuk pertama kalinya.
Ada 1,4 juta pemilih golongan usia 18-20, yang dikenal dengan sebutan Undi18.
Sistem pemilihan umum di Malaysia mengadopsi model parlementer Inggris setelah merdeka pada tahun 1957.
Indera Ikmalrudin Ishak selaku Sekretaris Suruhanjaya Pilihan Raya Malaysia (SPRM) mengatakan tempat pemungutan suara yang disediakan mencapai 8.958 unit.
Dikatakan TPS dibuka dari pukul 08.00 hingga 18.00 untuk wilayah Semenanjung, dan pukul 07.30 sampai 17.30 untuk wilayah Sabah dan Sarawak.
Sebelum pencoblosan dimulai, jumlah lembaga telah mengeluarkan proyeksi hasil pemilihan berdasarkan survei sebelum pencoblosan.
Sebagian menempatkan koalisi Pakatan Harapan pimpinan sosok oposisi Anwar Ibrahim unggul dalam perolehan suara. Sebagian lagi memproyeksikan koalisi yang akan unggul adalah Barisan Nasional di bawah partai utama UMNO.
Ada pula yang memproyeksikan Perikatan Nasional, dengan partai utama Bersatu dan PAS, bisa unggul dalam perolehan suara.
Walaupun proyeksi mereka berbeda-beda, ada satu kesamaan dari hasil survei berbagai lembaga itu. Tak satu pun koalisi diperkirakan akan bisa mengumpulkan cukup suara untuk membentuk pemerintahan sendiri, tanpa harus menggandeng koalisi lain.
Pemilu dipercepat sembilan bulan dari tenggat waktu. Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mendapat tekanan dari faksi-faksi di partainya, UMNO, untuk menggelar pemilu ini.
Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.
Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …
Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.
- News
- Mobile
- Tablet
- Gadgets
- Camera
- Design
- More
-
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
-