Thursday . 09 August . 2024
thumb image

Gempa Turkiye dan Suriah membawa jumlah korban tewas yang terus bertambah.

Terbaru, jumlahnya telah mencapai lebih dari 3.800 orang di kedua negara.

Wakil Presiden Turkiye Fuat Otkay mengatakan, sebanyak 2.379 orang telah ditemukan tewas dan 14.483 terluka dalam gempa dahsyat yang melanda Turkiye pada Senin (6/2/2023).

“Sebanyak 7.840 orang berhasil dievakuasi hidup-hidup dari puing-puing setelah 4.748 bangunan hancur,” tambah Otkay, sebagaimana dikutip dari Kantor berita AFP.

Sementara itu, di Suriah, sebanyak 1.444 orang telah ditemukan tewas akibat gempa, sedangkan sekitar 3.500 orang terluka.

Angka itu dilaporkan oleh Pemerintah Damaskus dan petugas penyelamat di wilayah barat laut yang dikuasai pemberontak.

Dengan ini, jumlah korban tewas akibat gempa di kedua negara mencapai 3.823 jiwa.

##Cuaca dingin hambat penyelamatan Upaya penyelamatan korban gempa di Turkiye dilaporkan telah terhambat oleh badai salju musim dingin yang menutupi jalan-jalan utama dengan es dan salju.

Selain itu, dikutip dari Reuters, koneksi internet yang buruk dan jalan yang rusak antara beberapa kota yang paling parah terkena dampak gempa di Turkiye telah menghambat upaya untuk menilai dan mengatasi dampak bencana.

Suhu udara di beberapa daerah diperkirakan telah turun hingga mendekati titik beku dalam semalam.

Hal ini pun diyakini memburuk kondisi orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan atau kehilangan tempat tinggal.

Hujan turun pada hari Senin setelah badai salju melanda Turkiye pada akhir pekan lalu.

Namun, banyak warga dilaporkan takut kembali ke kediamannya untuk sekadar mengambil jaket atau sepatu.

Mereka pun pada akhirnya nekat bermalam di jalanan meskipun suhu turun di bawah nol derajat Celcius.

Sejumlah penduduk kota yang ketakutan memilih berkerumun di sekitar api unggun untuk mendapatkan kehangatan.

Salah satu yang melakukannya adalah Mustafa Koyuncu di Kota Sanliurfa, Turkiye.

Dia duduk berkerumun di dalam mobil stasionernya bersama istri dan kelima anaknya, takut bergerak.

“Kami menunggu di sini karena kami tidak bisa pulang. Semua orang takut,” kata pria berusia 55 tahun itu kepada AFP.

thumb image

Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

thumb image

Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …

thumb image

Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.