Thursday . 09 August . 2024
thumb image

Para analis perang mengatakan ada tiga syarat wajib bagi Ukraina untuk dapat menjebol garis pertahanan Rusia yang dijaga ketat.

Tiga syarat utama yang harus dipenuhi Ukraina itu adalah:

  1. Rusia tidak memiliki kekuatan tempur dan cadangan yang cukup untuk mempertahankan pertahanannya di wilayah penting Zaporizhzhia;
  2. Ukraina memiliki kekuatan tempur yang cukup untuk terus bergerak maju setelah melemahkan kekuatan tempur Rusia;
  3. Posisi pertahanan Rusia tidak dibentengi atau dipasangi ranjau sebanyak yang telah diperjuangkan Ukraina di wilayah tersebut.

Hal ini diungkapkan oleh Institute for the Study of War, sebuah wadah pemikir berbasis di Washington DC, Amerika Serikat, yang memantau dengan cermat perkembangan perang Rusia melawan Ukraina yang sedang berlangsung.

“Jika salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi, Ukraina tidak akan mampu membuat terobosan yang dibutuhkan pasukannya,” kata ISW dikutip Selasa (26/9/2023).

Namun para analis di ISW mengatakan ada “indikator” bahwa sejauh ini kekuatan Kyiv sudah membaik.

Para analis meyakini kalau di Zaporizhzhia barat, sebuah wilayah yang terletak di tenggara Ukraina, Rusia tidak memiliki cukup kekuatan untuk sepenuhnya menjaga pertahanannya secara mendalam.

ISW juga menilai bahwa operasi serangan balasan Ukraina di sekitar kota Bakhmut membuat konsentrasi pasukan Rusia terpecah.

“Serangan Ukraina di Bakhmut telah membuat pasukan Rusia tetap berkomitmen (tidak bergerak) di Ukraina timur dan menjauh dari front selatan. (Serangan Ukraina) juga membuat Rusia kesulitan membentuk pasukan cadangan strategis,” tulis analisis tersebut.

Namun lembaga tersebut menggarisbawahi, “tidak jelas” apakah Ukraina memiliki cukup kekuatan dan senjata untuk terus menggempur garis pertahanan Rusia di selatan untuk mencapai terobosan operasi di garis depan.

(Terobosan ini jika terjadi) berarti mendapatkan momentum dengan mengeksploitasi jebolnya pertahanan Rusia dan mendorong pertahanan Rusia jauh lebih mundur ke belakang.

Catatan lain, para analis juga tidak yakin seberapa banyak area di belakang garis depan yang diranjau oleh Rusia sebagai contingency plan kalau pertahanan mereka bisa ditembus.

“Jika Rusia mampu menanam ranjau dan memperkuat posisinya, hal ini dapat menghambat kemajuan Ukraina dalam melakukan serangan balik terhadap posisi Rusia di wilayah pendudukannya,” tulis analisis tersebut.

Putin Beri Shoigu Deadline Hentikan Serangan Balasan Ukraina

Sementara itu, sebuah sumber yang digambarkan oleh ISW sebagai “orang dalam” Kremlin mengklaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberi deadline waktu kepada menteri pertahanannya, Sergei Shoigu, hingga awal bulan depan untuk menghentikan serangan balasan Ukraina.

“Putin juga menuntut pasukan Rusia melancarkan operasi ofensif terhadap kota-kota besar, seperti Kherson, Odessa, Kharkiv, atau Dnepropetrovsk,” kata sumber Kremlin ke analis ISW.

ISW mencatat bahwa jika kabar adanya permintaan Putin untuk secara dramatis meningkatkan posisi Rusia di garis depan adalah benar adanya , hal ini dapat menjelaskan mengapa pasukan Rusia sering melancarkan serangan balik meskipun hal itu menimbulkan kerugian besar bagi militer Rusia.

thumb image

Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

thumb image

Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …

thumb image

Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.