Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dilaporkan mengatakan kepada ketua Hamas Ismail Haniyeh awal bulan ini bahwa Iran tak akan ikut berperang melawan Israel.
Khamenei beralasan Teheran tidak diberi pemberitahuan sebelumnya mengenai serangan 7 Oktober.
Dalam laporan yang mengutip tiga pejabat senior, Reuters mengatakan Khamenei telah mengatakan kepada Haniyeh bahwa meskipun Iran akan menawarkan dukungan politik kepada Hamas, negaranya tidak akan mengintervensi secara langsung perjuangan tersebut.
Pemimpin Iran itu juga dilaporkan meminta Haniyeh untuk membungkam suara-suara di Hamas yang menyerukan Iran dan kelompok proksinya, Hezbollah, untuk langsung bergabung dalam perang melawan Israel dengan kekuatan penuh.
Laporan itu mengatakan Hezbollah juga terkejut dengan serangan tersebut.
“Kami terbangun karena adanya perang,” kata seorang komandan kelompok Lebanon yang tidak disebutkan namanya.
Perang meletus ketika Hamas menyerbu dari Gaza ke Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, membunuh sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera lebih dari 240 orang dalam serangan paling mematikan dalam sejarah negara Yahudi tersebut.
Israel kemudian melancarkan serangan udara dan darat, bersumpah untuk melenyapkan militer dan kelompok itu tersebut di Jalur Gaza, tempat mereka berkuasa sejak 2007.
Sejak konflik dimulai, telah terjadi serangkaian serangan terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah, serta baku tembak hampir setiap hari di perbatasan Israel-Lebanon antara Hezbollah dan IDF.
Namun Hezbollah menahan diri untuk tidak meluncurkan kampanye besar-besaran, dan Israel juga telah berusaha untuk mengambil tindakan tegas, merespons dengan senjata yang signifikan terhadap serangan dan percobaan serangan.
Pertempuran terus-menerus di sepanjang perbatasan telah mengakibatkan tiga kematian warga sipil di pihak Israel, serta kematian enam tentara IDF.
Di pihak Lebanon, hampir 100 orang tewas.
Korban jiwa tersebut mencakup setidaknya 74 anggota Hezbollah, delapan anggota kelompok Palestina, sejumlah warga sipil, dan satu jurnalis Reuters.
Sementara itu, pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman telah menembakkan beberapa rudal ke Israel namun berhasil dicegat di Laut Merah atau meleset dari sasarannya.
Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.
Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …
Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.
- News
- Mobile
- Tablet
- Gadgets
- Camera
- Design
- More
-
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
-