Thursday . 09 August . 2024
thumb image

Penyebab Japan Airlines bertabrakan dan terbakar di landasan pacu Bandara Haneda Tokyo pada Selasa (2/1/2024), akhirnya terungkap.

Kementerian Transportasi Jepang pada Rabu (3/1/2024) merilis transkrip komunikasi antara menara pengontrol lalu lintas udara Bandara Haneda dengan pesawat Japan Airlines dan pesawat Penjaga Pantai Jepang yang terlibat dalam kecelakaan.

Nah, menurut transkrip resmi komunikasi kontrol lalu lintas tersebut, pesawat Penjaga Pantai Jepang itu ternyata belum diizinkan untuk lepas landas.

Pesawat tersebut melainkan hanya diinstruksikan untuk “taxi to holding point” atau berjalan pelan ke jalur tunggu, bukan memasuki landasan pacu.

Sebagaimana dikutip dari CNN, berdasarkan transkrip dari Kementerian Transportasi Jepang, kontrol lalu lintas udara Bandara Haneda telah memberikan izin kepada pesawat penumpang Japan Airlines penerbangan 516 untuk mendarat di landasan pacu 34R pada pukul 17:43:26 waktu setempat.

Namun, transkrip tersebut tidak menunjukkan persetujuan lepas landas yang jelas untuk pesawat Penjaga Pantai Jepang. Saat itu, kontrol lalu lintas udara Bandar hanya menginstruksikan pesawat tersebut untuk “taxi to holding point” sekitar pukul 17:45:11 waktu setempat.

Sekitar dua menit kemudian, pesawat Japan Airlines bertabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai di landasan pacu, menurut catatan waktu pada video pengawasan bandara.

Menteri Transportasi Jepang Tetsuo Saito mengatakan, kecelakaan fatal terjadi ketika Japan Airlines menabrak pesawat Penjaga Pantai setelah mendarat di landasan pacu, menyebabkan pesawat tersebut terbakar hebat.

Untungnya, seluruh penumpang dan kru pesawat Japan Airlines yang berjumlah 379 orang berhasil dievakuasi dengan selamat. Namun, lima dari enam awak pesawat yang berada di pesawat Penjaga Pantai yang lebih kecil itu tewas.

Masih diselidiki

Menteri Transportasi Saito mengatakan kepada wartawan pada Rabu bahwa insiden tersebut “masih diselidiki” dan langkah selanjutnya adalah mendengarkan rekaman audio percakapan antara pilot penjaga pantai dan menara pengawas penerbangan.

Dia menambahkan, bahwa Kementerian Transportasi akan mengambil setiap tindakan pencegahan untuk mencegah kecelakaan seperti itu terjadi lagi.

Dalam sebuah briefing setelah konferensi pers Saito, para pejabat dari Badan Keselamatan Transportasi Jepang (JTSB) mengatakan, telah mengambil rekaman penerbangan dan suara dari pesawat penjaga pantai. Tetapi, mereka menyatakan masih mencari rekaman suara dari pesawat JAL.

Faktor lain yang berpotensi diselidiki sebagai bagian dari penyelidikan tabrakan pada Selasa adalah bahwa lampu landasan pacu mungkin tidak berfungsi, menurut catatan yang tersedia untuk umum.

Lampu itu dikenal sebagai lampu stop bar landasan pacu dan dirancang untuk menghentikan pilot agar tidak salah meluncur ke landasan pacu.

Sebuah buletin untuk pilot mengatakan bahwa lampu stop bar “tidak dapat digunakan” dari landasan pacu C1 hingga C14, yang mencakup landasan pacu tempat pengawas menara Haneda memberi tahu penerbangan penjaga pantai untuk menahan dan menunggu izin lepas landas.

Pemberitahuan -atau NOTAM- pertama kali diposting secara publik pada 25 Desember 2023, dan tetap aktif.

Seorang pejabat JTBS mengatakan kepada wartawan bahwa pengawas lalu lintas udara mengizinkan pesawat JAL mendarat di landasan pacu 34R dan menginstruksikan pesawat penjaga pantai “untuk bertahan.”

Perilisan transkrip tersebut dilakukan setelah Japan Airlines mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam bahwa para awaknya telah diizinkan untuk mendarat oleh pengawas lalu lintas udara sebelum tabrakan terjadi.

Audio dari LiveATC.net tampaknya merinci awak pesawat yang membacakan kembali perintah untuk mendarat di landasan pacu 34, dengan mengatakan diizinkan mendarat di landasan pacu 34 dengan benar.

Japan Airlines telah berjanji untuk bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab atas kecelakaan mematikan tersebut.

Para penumpang yang berada di dalam pesawat Japan Airlines, Airbus A350, serta para saksi mata tabrakan tersebut menggambarkan teror yang berganti dengan kelegaan saat semua orang di dalam pesawat selamat.

Yang luar biasa, Japan Airlines mengatakan hanya satu orang di dalam pesawatnya yang mengalami memar, tetapi 13 orang meminta konsultasi medis karena ketidaknyamanan fisik.

“Tabrakan di landasan pacu, sebagaimana insiden jenis ini diklasifikasikan, jarang terjadi tetapi bisa menjadi bencana,” menurut Graham Braithwaite, profesor investigasi keselamatan dan kecelakaan di Cranfield University, Inggris.

thumb image

Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

thumb image

Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …

thumb image

Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.