Thursday . 09 August . 2024
thumb image

Militer Israel pada Minggu (7/4/2024) menyatakan telah mencapai tahap baru dari persiapan perang di perbatasan utara dengan Lebanon.

Di sana, Israel telah berbulan-bulan bertukar tembakan dengan kelompok Hezbollah yang didukung Iran.

Hezbollah umumnya menargetkan posisi-posisi Israel yang dekat dengan perbatasan.

Mereka mengaku melakukan hal tersebut untuk mendukung kelompok Hamas yang telah berperang dengan Israel di Jalur Gaza.

Israel sendiri sempat melakukan serangan yang lebih dalam ke wilayah Lebanon dan juga menargetkan komandan-komandan dari kelompok Hezbollah Lebanon.

Israel juga telah meningkatkan serangan terhadap Hezbollah dan target-target lain yang terkait dengan Iran di Suriah, termasuk serangan udara pada 1 April terhadap bagian konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus, yang dikhawatirkan oleh para analis dapat berujung pada perang besar.

Pada hari Minggu, Militer Israel mengatakan bahwa tahap lain dari kesiapan Komando Utara untuk perang di garis depan Lebanon telah selesai.

“Para komandan siap untuk memanggil dan melengkapi semua tentara yang dibutuhkan hanya dalam beberapa jam… ke garis depan untuk misi pertahanan dan penyerangan,” ungkap Militer Israel dalam ssebuah pernyataan di situs webnya, sebagaimana dikutip dari Kantor berita AFP.

Pernyataan itu muncul setelah Militer Isdrael mengatakan jet-jet tempurnya menghantam sebuah kompleks Pasukan Radwan Hezbollah di daerah Khiam, beberapa kilometer di sebelah utara Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, serta pusat komando di dekat Toura, sebelah timur laut kota pesisir Tirus.

Israel sebelumnya mengatakan telah menyerang target di Kawkaba, dekat Khiam, dan Meiss El Jabal di Lebanon selatan sebagai tanggapan atas roket yang ditembakkan ke arah Dataran Tinggi Golan.

Emmanuel Navon, seorang profesor ilmu politik di Universitas Tel Aviv, mengatakan kepada AFP bahwa “tidak mungkin perang di utara dapat dihindari”.

Namun, pakar keamanan Israel, Omer Dostri, mengatakan perang darat tidak akan terjadi sampai pertempuran di Gaza berakhir. Hezbollah dan Israel terakhir kali berperang pada 2006.

Dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi pada Jumat (5/4/2024), Pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah mengatakan, kelompoknya belum menggunakan senjata “utama” mereka.

Dia menegaskan bahwa Hezbollah akan menghentikan serangannya hanya ketika perang di Gaza berakhir.

Pada Minggu, sebuah sumber yang dekat dengan Hezbollah mengatakan kepada koresponden AFP di wilayah Baalbek, Lebanon timur, bahwa serangan lain menargetkan Janta dan Sifri di Lembah Bekaa, sekitar 80 kilometer dari perbatasan terdekat Israel.

Militer Israel mengatakan melalui Telegram, bahwa jet-jet tempurnya menyerang “sebuah kompleks militer” dan tiga lokasi infrastruktur lainnya “milik jaringan pertahanan udara Hezbollah” di wilayah tersebut, setelah sebuah pesawat tak berawak milik militer ditembak jatuh.

Para pemimpin Iran telah bersumpah akan melakukan pembalasan atas serangan kedutaan yang menewaskan tujuh anggota Garda Revolusionernya.

Sementara, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan, militernya telah menyelesaikan semua persiapan untuk bereaksi terhadap skenario apa pun yang mungkin muncul terkait Iran.

thumb image

Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

thumb image

Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …

thumb image

Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.