Thursday . 09 August . 2024
thumb image

Saat ini telah ditemukan 30 laboratorium senjata biologis milik Amerika Serikat (AS) di Ukraina. Keberadaan laboratorium senjata biologis ini tentu sangat berbahaya sebagai agen penularan penyakit menular yang dibawa oleh agen virus atau bakteri. Hal ini lantaran adanya keterlibatan laboratorium ini dalam beberapa program biologi militer yang dapat mengganggu pertahanan dan keamanan negara. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa AS pernah mendirikan Laboratorium utama dan pusat NAMRU-2 di Jakarta hingga tahun 2010 karena Pemerintah Indonesia meminta laboratorium ditutup pada 2010. Kemudian elemen pusat Unit ini dipindahkan ke Pearl Harbor, Hawaii dan secara resmi dibuka sebagai NAMRU-2 Pacific pada 17 Juni 2010 dan ditutup pada 2013. Mungkinkah AS membangun kembali laboratorium biomedis rahasia di Indonesia untuk menciptakan stabilitas dunia sebagaimana ambisi AS sebagai negara superpower dunia?

LATAR BELAKANG KONFLIK RUSIA –UKRAINA

Federasi Rusia melancarkan serangan kepada Ukraina pada Kamis, 24 Februari 2022. Serangan yang dilakukan berupa serangan militer, serangan siber, dan serangan informasi yang merugikan Ukraina. Sebanyak 137 warga sipil dan personel militer Ukraina telah tewas akibat serangan Rusia yang juga melukai 316 orang. Serangan operasi militer Rusia ini merupakan serangan terbesar sebuah negara terhadap negara lainnya di Eropa sejak Perang Dunia II. Sebenarnya konflik antara Rusia dan Ukraina sudah terjadi sejak lama. Perlu diingat bahwa Ukraina merupakan bekas negara Uni Soviet, dan Presiden Rusia (Vladimir Putin) tampak belum rela bahwa Ukraina telah merdeka. Rusia sebetulnya juga sudah lama mencoba mengintervensi politik di Ukraina, namun sejak Rusia mencaplok Semenanjung Krimea di 2014, perpolitikan di Ukraina cenderung berseberangan dengan Rusia.

Selain itu, alasan lain adalah Rusia tidak menyetujui Ukraina bergabung ke dalam NATO (The North Atlantic Treaty Organization). Perlu diketahui bahwa NATO atau yang dikenal dengan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara adalah organisasi yang dibentuk pada 1949 oleh AS, Kanada, dan beberapa negara Eropa Barat. Tujuan utama pembentukan NATO adalah untuk bertindak sebagai pencegah ancaman ekspansi Uni Soviet di Eropa setelah Perang Dunia II.

Bergabungnya Ukraina pada NATO dianggap Rusia bahwa Ukraina adalah bagian dari koloni AS yang tidak sepemahaman dengan Rusia, apalagi AS adalah musuh bebuyutan dari Rusia. Di samping itu, adanya NATO yang ingin melakukan ekspansi ke Eropa Timur, termasuk Ukraina yang berbatasan dengan Rusia. Ekspansi NATO ke Ukraina dianggap mengganggu keamanan nasional Rusia. Hal inilah yang memicu terjadinya konflik Rusia – Ukraina semakin memanas.

Alasan lain adalah Rusia juga mendukung gerakan separatisme di Semenanjung Krimea milik Ukraina pada 2014. Dan baru-baru ini, Presiden Vladimir Putin mengakui kedaulatan daerah Donetsk dan Luhansk. Presiden Vladimir Putin juga mengirim pasukan ke dua daerah itu, meski dunia internasional masih mengakui dua daerah itu sebagai milik Ukraina, sehingga otomatis langkah Putin disamakan dengan membawa pasukan ke Ukraina. Keputusan Presiden Vladimir Putin ini tentu memicu geramnya Ukraina terhadap Rusia yang semakin memanas hingga mendorongnya untuk melakukan perlawanan terhadap Rusia.

DITEMUKANNYA LABORATORIUM BIOMEDIS RAHASIA AS DI UKRAINA

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa ada sekitar 30 laboratorium biomedis telah didirikan di Ukraina dan secara aktif bekerja sama dengan militer AS. Amerika Serikat telah menutupi Ukraina dengan jaringan laboratorium biologi yang terhubung dengan Pentagon. Laboratorium senjata biologi rahasia ini telah beroperasi sejak kudeta 2014 di Ukraina. Dan kedatangan mereka bertepatan dengan lonjakan penyakit menular di wilayah tersebut, termasuk campak Jerman, difteri, dan TBC.

Keberadaan sejumlah besar agen biologis menunjukkan bahwa laboratorium ini terlibat dalam beberapa program biologi militer. Khususnya, satu laboratorium di kota Lviv (Ukraina Barat) yang menghancurkan hingga 320 wadah patogen yang menyebabkan wabah pes, demam Malta, dan penyakit lainnya. Kerjasama Ukraina dengan AS dalam mengembangkan senjata biologis untuk program biologi militer ini tentu berbahaya karena dapat mengganggu kedaulatan bangsa yang juga melanggar Konvensi Senjata Biologis. Rusia mengklaim bahwa Pusat Penelitian Lugar, laboratorium yang didanai AS di Georgia, melakukan sejumlah eksperimen berbahaya dan harus dihentikan karena mengancam pertahanan dan kemaanan bangsa termasuk kedaulatan Rusia.

PELUANG AS MEMBANGUN LABORATORIUM SENJATA BIOLOGI DI INDONESIA

AS pernah membangun laboratorium militer di Indonesia yakni Naval Medical Research Unit 2 (Namru-2). Keberadaan Naval Medical Research Unit 2 (Namru-2) di Indonesia menimbulkan kontroversi kala itu. Tercatat sejak 16 Oktober 2009, Namru-2 sudah tidak beroperasi lagi. Mantan Menkes Siti Fadilah Supari menyatakan bahwa keberadaan Namru-2 mengganggu kedaulatan Indonesia. Sebab, pusat penelitian itu meneliti virus yang dilakukan Angkatan Laut AS.

Keberadaan Namru-2 sempat menjadi kontroversi. Namru-2 pertama kali berada di Indonesia pada tahun 1970 untuk meneliti virus-virus penyakit menular bagi kepentingan Angkatan Laut AS dan Departemen Pertahanan AS. Kontrak Namru-2, unit riset virus milik Angkatan Laut AS, dengan RI sudah habis sejak Januari 2000. Namun pada praktiknya masih berlangsung kegiatan penelitian hingga 2005. Mantan Menkes Siti Fadilah Supari langsung menghentikannya pada 2009 dan resmi ditutup pada 2010. Siti Fadilah Supari melarang seluruh rumah sakit mengirimkan sampel ke Namru-2 untuk diteliti. Banyak pihak mencurigai keberadaan Namru menjadi sarana kegiatan intelijen AS dengan berkedok riset.

Benarkah NAMRU sudah angkat kaki dari Indonesia?. Hal ini perlu diinvestigasi mengingat penting adanya kecurigaan mengenai keberlanjutan proyek NAMRU di Indonesia yang dapat membahayakan kedaulatan nasional. Dalam sebuah seminar bertajuk “Strategi mencegah Dibukanya Kembali NAMRU-2 AS di Indonesia” yang diselenggarakan Global Future Institute (GFI) tahun 2018, disampaikan adanya informasi bahwa sejak 2012, sudah dimulai upaya membuka kembali lab milik militer AS itu di Indonesia. GFI melansir informasi dari lingkar dalam pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa Indonesia, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri, sedang mempersiapkan sebuah nota kesepakatan baru dengan pihak pemerintah AS mengenai keberlanjutan proyek NAMRU-2 di Indonesia.

Inti dari kesepakatan baru itu ialah mengizinkan kembali proyek NAMRU-2 beroperasi di tanah air. GFI menyebut, sumber internal Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat mendesak Indonesia membuka kembali proyek penelitian NAMRU-2 dengan dalih semakin menyebarnya virus HINI sebagai penyebab flu babi di dunia, sehingga keberlanjutan penelitian NAMRU-2 dalam bidang penyakit menular semakin penting untuk dibuka kembali di Indonesia.

DAMPAK NEGATIF ADANYA LABORATORIUM AS DI INDONESIA

Pembangunan laboratorium biologi militer AS di Indonesia akan berdampak buruk bagi Indonesia. Keberadaan laboratorium biologi militer AS di Indonesia harus diwaspadai, karena dapat disalahgunakan untuk mengembangkan senjata biologi yang sangat berbahaya untuk pertahanan dan keamanan bangsa, contohnya adalah membuat organisme makroskopis yang secara genetik sudah dimodifikasi untuk memproduksi toksin atau racun berbahaya. Berbagai agen biologi patogen juga dapat direkayasa secara genetik agar lebih tahan atau stabil pada kondisi lingkungan yang kurang memiliki resistensi terhadap antibiotik, vaksin, dan terapi yang sudah ada. Selain itu, pengaruh adanya laboratorium biologi militer AS dikhawatirkan mengembangkan bioteknologi militer yang dimanfaatkan untuk pembuatan agen biologi yang tidak dapat dikenali oleh sistem imun atau antibodi tubuh karena profil imunologisnya telah diubah. Apabila senjata biologi yang telah dikembangkan dimanfaatkan untuk bioterorisme atau penyalahgunaan lainnya maka akan timbul kekacauan di dunia.

Pemerintah Indonesia perlu waspada dan mengambil sikap tegas untuk menutup akses peluang pembangunan kembali laboratorium biomedis rahasia milik militer AS demi mewujudkan perdamaian dan kedaulatan nasional. Pemerintah perlu menyadari bahwa keberadaan Naval Medical Research (NAMRU) unit 2 tidak memberikan manfaat untuk Indonesia. Sebaliknya, justru menjadi ancaman tersendiri bagi bangsa Indonesia sebagai perang nir-militer melalui bidang kesehatan. Bahkan terungkap pula bahwa beberapa tahun silam, kantor NAMRU-2 di Indonesia menjadi markas terselubung intelijen Angkatan Laut Amerika Serikat untuk pengembangan senjata biologis pemusnah massal.

thumb image

Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

thumb image

Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …

thumb image

Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.