Bank Indonesia atau BI mendorong kalangan pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang ekspor impor didorong agar lebih memanfaatkan Local Currency Settlement (LCS), atau penyelesaian transaksi dengan menggunakan mata uang lokal.
LCS merupakan inisiatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap mata uang hard currencies, terutama dolar AS, dengan mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan dan investasi. Hal ini sekaligus untuk meningkatkan resiliensi pasar keuangan Indonesia.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia atau BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, mengemukakan selama ini banyak transaksi ekspor impor yang menggunakan mata uang asing, namun lebih dominan dengan menggunakan dolar AS.
“Berdasarkan data, 90 persen penyelesaian transaksi ekspor impor saat ini menggunakan dolar AS. Padahal, nilai ekspor Indonesia langsung ke AS hanya 10 persen dari total ekspor ke seluruh dunia. Sedangkan nilai impor AS hanya 5 persen,” kata Joko, sapaan akrabnya, saat ditemui awak media seusai membuka acara Bincang Santai Pemanfaatan LCS) untuk Meningkatkan Efisiensi Ekspor Impor Wilayah Solo Raya di Hotel The Sunan Solo, Kamis, 13 Oktober 2022.
Adapun dalam bertransaksi menggunakan mata uang asing, kata Joko, dipastikan ada biaya konversi yang mesti dikeluarkan. Jika masih menggunakan dolar AS, maka akan ada biaya konversi ganda.
Sebagai contoh, perusahaan yang berhubungan dengan Jepang dalam bertransaksi selama ini menggunakan dolar AS. Saat bertransaksi, perusahaan tersebut tentu harus melakukan konversi dari rupiah ke dolar AS kemudian baru ke yen.
“Dalam jual beli mata uang kan ada selisih harga. Bagi yang beli mata uang asing lebih mahal dibandingkan yang jual. Sehingga transaksi dari rupiah ke dolar kemudian ke yen terjadi konversi ganda. Itu berarti tidak efisien bagi pelaku usaha,” tutur dia.
Sehingga dalam hal ini, ekspor impor Indonesia ke berbagai negara di luar AS semestinya bisa didorong secara bilateral agar pelaku usaha dalam bertransaksi lebih efisien karena tidak perlu mengeluarkan biaya dengan konversi ganda.
Jika dalam transaksi pembayaran dilakukan secara bilateral, lanjut Joko, para pelaku ekspor atau impor Indonesia dapat langsung melakukan pembayaran ke pihak negara itu dengan menggunakan mata uang negara tersebut.
“Jadi misalnya dengan Jepang, maka eksportir atau importir Indonesia dapat langsung melakukan pembayaran ke Jepang dengan menggunakan yen,” kata Joko.
Menurut Joko, selisih nilai beli dan nilai jual mata uang asing terhadap rupiah, yang dalam transaksi ekspor impor mencapai jutaan dolar. Jika secara bilateral diterapkan LCS, maka akan sangat menguntungkan bagi pelaku ekspor impor tersebut. “Karena dalam transaksi pembayaran ekspor impor dengan negara-negara di luar AS, selama ini menggunakan mata uang dolar AS.”
Dia menyebutkan, saat ini sudah empat negara yang telah sepakat dengan Indonesia dalam memanfaatkan LCS, yaitu Cina, Jepang, Thailand, dan Malaysia. “Untuk Singapura sudah diplot meski belum full implemented dan tidak lama lagi Filipina. Saat iini juga tengah dirintis penerapan LCS dengan Saudi Arabia,” ucap dia.
Lebih jauh, Joko menyatakan, pihaknya akan terus mendorong para pengusaha, khususnya di bidang ekspor impor untuk memanfaatkan LCS tersebut. Secara nasional, langkah untuk pemanfaatan mata uang lokal dalam perdagangan internasional dan perundingan secara bilateral telah dimulai sejak tahun 2017.
“Pokoknya dengan negara yang hubungan ekspor-impornya dengan Indonesia nilainya besar kita dorong penerapan LCS. Sebagai gambaran perdagangan Indonesia dengan China, Jepang, Thailand dan Malaysia mencapai sekitar 40 persen dari total impor dan ekspor,” katanya.
Untuk mendukung operasionalisasi kerangka mata uang lokal atau LCS itu, beberapa bank di Indonesia telah ditunjuk sebagai Appointed Cross Currency Dealer (ACCD). Bank-bank itu merupakan bank-bank yang dipandang telah memiliki kemampuan untuk memfasilitasi transaksi rupiah dengan mata uang negara terkait, sesuai kerangka kerja sama LCS yang disepakati.
Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.
Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …
Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.
- News
- Mobile
- Tablet
- Gadgets
- Camera
- Design
- More
-
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
-