Thursday . 09 August . 2024
thumb image

Lonjakan harga sebagian besar komoditas pangan, khususnya di DKI Jakarta, tak terbendung pada awal bulan suci Ramadhan tahun ini.

Kenaikan ini tercatat sudah terjadi beberapa waktu terakhir sebelum memasuki bulan puasa, misalnya harga beras yang sudah menembus Rp 13.000 per kilogram (kg) di sejumlah pasar Jakarta.

Belakangan, harga cabai rawit merah ikut meroket. Bahkan, sejumlah pasar di Ibu Kota mematok harga cabai rawit merah ini mencapai Rp 110.000 per kg.

Dalam situasi ini, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai pemerintah perlu memperkuat koordinasi antar daerah soal ketersediaan pangan.

Pasalnya, kata Bhima, sebagian sudah panen cabai sebagian masih masa tanam. “Jadi kepala daerah harus proaktif saling mengisi stok agar harga bisa lebih stabil,” tutur Bhima kepada Kompas.com, Kamis (23/3/2023).

Berikutnya, kata dia, pemerintah juga perlu memastikan satuan tugas (satgas) pangan bekerja efektif untuk mengawasi titik distribusi yang rawan.

“Bantuan dibanding bansos pangan bisa difokuskan ke keringanan biaya input petani termasuk subsidi pupuk,” tutur Bhima.

Menurut Bhima, ada beberapa hal yang membuat harga bahan pokok melonjak pada awal Ramadahan ini.

Dari segi cost push inflation, Bhima berujar, ada biaya logistik karena efek naiknya harga pupuk, dan bahan bakar minyak bersubsidi. Akibatnya, harga pangan di tingkat petani biaya sudah naik.

“Kemudian rantai distribusi juga masih panjang, jadi marjin distributor yang gemuk berkontribusi pada sulitnya penurunan harga. Sekali naik, turunnya susah,” tutur Bhima kepada Kompas.com, Kamis.

Kemudian, kebijakan impor beras juga terbukti tidak mampu menurunkan harga. Yang terjadi, kata Bhima, saat impor beras masuk justru memukul gabah petani yang panen raya.

“Sementara efek ke konsumen tidak ada penyesuaian harga ke bawah,” ungkap Bhima.

Selain itu, tidak adanya efek demand pull atau kenaikan tingkat belanja membuat masyarakat selama ini menahan diri pada waktu pandemi.

“Begitu aktivitas mulai normal, yang terjadi permintaan naik, sementara kapasitas produksi pangan tidak bisa kejar kebutuhan,” kata Bhima.

thumb image

Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

thumb image

Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …

thumb image

Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.