Presiden Joko Widodo telah melantik Amran Sulaiman sebagai Menteri Pertanian (Mentan) di Istana Negara pada Rabu (25/10/2023).
Amran dilantik sebagai Mentan untuk sisa masa jabatan 2019-2024 menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang tersangkut kasus korupsi.
Dengan pelantikan pada Rabu, Amran kembali menjadi anggota kabinet Presiden Jokowi. Sebelumnya, pria asal Sulawesi Selatan itu juga pernah menjadi Menteri Pertanian era Jokowi periode pada 2014-2019.
Usai dilantik pada Rabu, Amran Sulaiman menceritakan bagaimana Presiden Jokowi menunjuk dirinya kembali menjadi Mentan. Amran mengungkapkan hal tersebut disampaikan Presiden pada Selasa (24/10/2023) sore.
“(Penunjukan) sebagai Mentan baru kemarin sore jam 17.00 WIB dan itulah Presiden kita,” ujar Mentan Amran saat mengunjungi kantor Kementan, Rabu.
Dia mengakui bahwa dirinya pernah dipanggil oleh Presiden Jokowi ke Istana pada September 2023. Namun, pemanggilan itu bukan membahas atau penawaran jabatan namun hanya membahas seputar ekonomi nasional hingga persoalan bisnis dan pertambangan.
Sementara itu, saat ditanya apa yang menjadi target pada periode kedua dirinya memimpin Kementan, Amran menyebut akan fokus pada peningkatan produksi beras.
“Fokusnya ke produksi arahan dari Pak Jokowi,” ujar Amran.
Bahkan Amran optimistis bisa mengembalikan Indonesia menjadi negara yang swasembada beras. Sebab dia mengatakan, Indonesia terakhir kali swasembada beras pada 2021.
“Fokus pangan, padi, jagung, ini penting banget. Impor ini 3,5 juta ton kita menekan dulu ke titik 0, Insya Allah masuk swasembada kembali. Bisa, karena dulu swasembada semua,” ungkapnya.
Alasan Jokowi kembali pilih Amran
Secara terpisah, Presiden Joko Widodo membeberkan alasan pemilihan Amran Sulaiman sebagai Mentan menggantikan Syahrul Yasin Limpo. Menurut Jokowi alasan Amran dinilainya bisa langsung kerja.
“Alasannya biar bisa langsung kerja. Tak perlu diajari lagi. Beliau kan dulu Mentan,” kata Jokowi kepada wartawan di Padang, Rabu (25/10/2023).
Jokowi menyebutkan, Amran Sulaiman diberikan tugas untuk mengejar produksi beras Indonesia meningkat signifikan. Setelah dilantik, kata Jokowi, Amran Sulaiman bisa tancap gas tanpa perlu diajari lagi.
“Beliau sudah tahu birokrasinya. Tak perlu diajari lagi. Usai dilantik langsung kerja,” kata Jokowi.
Terpisah, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyambut baik pengisian pos Mentan yang kosong dengan ditunjuknya Amran Sulaiman.
Pasalnya, menurut Ma’ruf, Indonesia tengah menghadapi krisis pangan global sehingga harus ada menteri yang definitif.
Selain itu, Ma’ruf menilai Amran yang sudah pernah menjabat sebelumnya telah memiliki pengalaman dalam menjaga ketahanan pangan.
“Saya kira memang pertanian ini sangat vital ya, pertama kita dalam rangka ketahanan pangan ya, menghadapi situasi krisis pangan global,” ujarnya.
Disayangkan
Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira menyayangkan pemilihan Amran Sulaiman sebagai Menteri Pertanian menggantikan Syahrul Yasin Limpo. Sebab, menurut Bhima, pada periode sebelumnya, kinerja Amran dinilai kurang memuaskan, khususnya masalah beras.
“Pemilihan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman sangat disayangkan. Selama Amran menjabat sebagai Menteri Pertanian periode 2014-2019 terdapat banyak permasalahan yang sulit dilupakan,” ujar Bhima dalam keterangan resmi, Rabu.
Bhima mengatakan, selain masalah impor beras, terjadi lonjakan impor gula sejak Amran menjabat Menteri Pertanian di era pemerintahan Jokowi yang pertama itu.
Pada saat itu, impor gula menyentuh 4,6 juta ton dengan nilai mencapai 1,7 juta dollar AS.
“Ini bukan angka yang kecil. Apakah ada perubahan gaya Menteri Pertanian soal pengendalian impor gula? Ini masih dipertanyakan,” kata Bhima.
Selain itu, persoalan data juga dinilai sangat buruk. Menurut dia, ada ego untuk memiliki data produksi pertanian masing-masing, jadi tidak akur antar kementerian dan BPS.
Sementara itu, mengutip pemberitaan Kompas.com, 9 Desember 2014, Presiden Jokowi pernah menyatakan bakal memecat Menteri Pertanian Amran Sulaiman di periode pertama pemerintahannya. Hal itu akan dilakukan Jokowi jika target swasembada pertanian belum bisa tercapai.
Kala itu, Jokowi menargetkan Indonesia bisa mencapai swasembada beras pada 2016.
“Saya sudah beri target Menteri Pertanian tiga tahun, tidak boleh lebih. Hati-hati, tiga tahun belum swasembada, saya ganti menterinya,” kata Presiden Jokowi saat memberi kuliah umum di Kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada akhir 2014.
Namun, janji tersebut tak direalisasikan hingga akhir masa jabatannya di periode pertama pada 2019. Padahal, saat itu target swasembada beras belum tercapai.
Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.
Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …
Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.
- News
- Mobile
- Tablet
- Gadgets
- Camera
- Design
- More
-
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
-