Friday . 09 September . 2024
thumb image

Seorang mantan mata-mata Rusia mengeklaim, eks Presiden AS Donald Trump sudah dibentuk jadi aset mereka selama 40 tahun.

Yuri Shvets mengungkapkannya dalam buku berjudul American Kompromat, karya jurnalis Craig Unger yang menjabarkan relasi Trump dan Moskwa.

Buku itu merinci upaya dinas rahasia Uni Soviet (KGB) merekrut puluhan pengusaha AS sebagai aset tanpa mereka sadari.

Kepada The Guardian, Shvets menuturkan KGB sudah mengidentifikasi Trump, saat itu pebisnis real estate menjanjikan, sejak 1980-an.

“Ada contoh bagaimana orang yang direkrut saat masih mahasiswa kini berada di posisi penting. Ini yang terjadi pada Trump,” kata Shvets.

Dalam buku yang ditulis Unger, si eks presiden sudah ditarget sejak 1977, atau saat dia menikahi istri pertamanya, Ivana Zelnickova.

Shvets berujar, mantan presiden berusia 74 tahun adalah target. “Bukan rencana cerdik kami membesarkannya dan 40 tahun kemudian, dia jadi presiden.”

Dilansir Business Insider Jumat (29/1/2021), presiden ke-45 AS itu dipilih karena sombong dan begitu narsis akan dirinya.

Pada buku The Art of the Deal yang ditulis pada 1987, Trump mengaku berkunjung ke “Negeri Beruang Merah”.

Dalam kunjungannya, dia mengungkapkan tengah mendiskusikan pembangunan hotel mewah di sepanjang jalan dari Kremlin, dan bermitra dengan Rusia.

Shvets menjelaskan, yang sebenarnya adalah Kremlin menyanjung si mantan presiden dan membujuk agar dia terjun ke politik.

Para agen KGB disebut terkejut saat tahu sekembalinya ke AS, Trump mengungkapkan ide mencalonkan diri jadi presiden AS.

Sebagai wujud keseriusan, dia beriklan di sejumlah surat kabar terkenal, menggemakan sejumlah propaganda anti-Barat.

“Tidak ada yang salah jika tulang punggung kebijakan luar negeri AS mengalami kerusakan,” demikian iklan di koran seperti New York Times maupun Boston Globe.

Dalam iklannya, suami Melania tersebut menyerang Jepang karena dianggap mengambil untung dari “Negeri Uncle Sam”.

Donald Trump juga menekankan Washington seharusnya berhenti membayar biaya pertahanan dari negara kaya lain.

Menariknya, argumentasi itu bakal menjadi tulang penyangga utama kebijakan luar negerinya saat terpilih sebagai Presiden AS di 2016.

Shvets berkata, iklan tersebut menjadi kesuksesan yang tak mereka kira terkait upaya untuk menanamkan ideologi anti-Barat.

Trump sendiri sejak menjadi presiden pada 2017 hingga 2021 ini selalu menyangkal mendapat bantuan dari Kremlin.

“Rusia tidak pernah mencoba memanfaatkan saya. Tak ada hubungan antara saya dengan mereka. TAK ADA PINJAMAN, TAK ADA KESEPAKATAN, TAK ADA APA PUN!” ujar dia pada 2017.

thumb image

Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

thumb image

Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …

thumb image

Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.