Pengadilan New Delhi pada Rabu (21/4/2021), memerintahkan industri dalam negeri untuk mengirim pasokan tabung oksigen ke rumah sakit, demi menyelamatkan nyawa di tengah lonjakan kasus Covid-19 di India.
“Anda tidak dapat membiarkan orang-orang meninggal karena tidak ada (pasokan) tabung oksigen. Mohon, pinjamkan atau dicuri, ini (kasus Covid-19) darurat nasional,” ujar hakim seperti yang dilansir dari Newsweek pada Rabu (22/4/2021).
Pernyataan hakim menanggapi petisi dari rumah sakit New Delhi yang meminta dukungan pengadilan, menurut laporan Associated Press (AP).
India melaporkan tambahan kasus terbaru Covid-19 yang dicatat secara global ada 314.000 pada Kamis (22/4/2021), sehingga total jumlah kasusnya hampir 16 juta, kedua terbesar setelah Amerika Serikat. Angka kematian kasus virus corona di India naik 2.104 dalam 24 jam terakhir, meningkat jumlah kematian keseluruhan di India menjadi 184.657, menurut Kementerian Kesehatan.
Tempat kremasi utama di Lucknow, ibu kota negara bagian Uttar Pradesh, menerima hampir 200 jenazah pada Minggu (18/4/2021), menurut laporan AP.
“Mayat ada di mana-mana, mereka dikremasi di pinggir jalan yang seharusnya untuk pejalan kaki. Saya belum pernah (melihat) jumlah mayat seperti ini dalam hidup saya,” ujar Shekhar Chakraborty (68 tahun).
Lockdown dan pembatasan ketat menimbulkan luka, ketakutan, dan penderitaan bagi banyak orang di New Delhi dan kota-kota lainnya.
“Tingkat pengujian sangat rendah, sehingga orang tidak dites dan kemudian meninggal karena stroke atau serangan jantung, yang kemungkinan terkait Covid-19 tidak akan dilaporkan sebagai kematian karena Covid-19,” kata Ramanan Laxminarayan, seoorang ekonom dan epidemolog, yang merupakan pendiri dan direktur Center for Disease Dynamics, Economics & Policy, kepada Yahoo News.
Di India, ambulans bergegas dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain, mencoba mencari tempat tidur kosong, adegan yang sudah akrab di seluruh negeri.
Kerabat yang berduka berbaris di luar krematorium di mana jumlah mayat melonjak beberapa kali lipat.
“Saya mendapat banyak telepon setiap hari dari pasien yang sangat membutuhkan tempat tidur (rumah sakit). Permintaannya jauh melebihi yang tersedia,” kata Dr Sanjay Gururaj, seorang dokter di Rumah Sakit dan Pusat Penelitian Shanti yang berbasis di Bengaluru.
“Saya mencoba mencarikan tempat tidur untuk pasien setiap hari, dan sangat membuat frustrasi karena tidak dapat membantu mereka,” ujarnya.
“Dalam seminggu terakhir, 3 pasien saya meninggal di rumah karena mereka tidak bisa mendapatkan tempat tidur. Sebagai seorang dokter, itu rasanya mengerikan,” ungkapnya.
Yogesh Dixit, seorang penduduk negara bagian Uttar Pradesh utara, mengatakan pada awal pekan ini bahwa dia harus membeli 2 tabung oksigen masing-masing seharga 160 dollar AS (Rp 2,323 juta).
Harga itu dua kali lebih mahal dari biaya normal, yang diberikan untuk ayahnya yang sakit karena rumah sakit yang dikelola pemerintah di Lucknow kehabisan stok.
Dia membeli dua “karena dokter dapat meminta tabung oksigen lagi kapan saja,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia harus menjual perhiasan istrinya untuk memenuhi biaya itu.
Di Kanpur, juga di Uttar Pradesh, 35 tempat sementara telah didirikan di Bithoor-Sidhnath Ghat di sepanjang Sungai Gangga untuk mengkremasi jenazah.
Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa dari total produksi negara sebesar 7.500 metrik ton oksigen per hari, 6.600 metrik ton telah dialokasikan untuk keperluan medis.
Dikatakan juga bahwa 75 gerbong kereta api di ibu kota India telah diubah menjadi rumah sakit, menyediakan 1.200 tempat tidur tambahan untuk pasien Covid-19.
Surat kabar The Times of India mengatakan bahwa jumlah kasus harian Covid-19 tertinggi sebelumnya, yaitu 307.581 dilaporkan di AS pada 8 Januari.
Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.
Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …
Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.
- News
- Mobile
- Tablet
- Gadgets
- Camera
- Design
- More
-
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
-