Ungkapan duka, kemarahan, hingga rasa penasaran menggelayuti netizen China menyikapi peristiwa tewasnya 21 pelari akibat cuaca ekstrem di ajang ultra maraton yang digelar di Provinsi Gansu, Sabtu (22/5/2021).
Kematian puluhan pelari ini, menurut anggapan para pengguna media sosial China, terjadi karena pihak penyelenggara tidak siap menghadapi cuaca ekstrem. Akibatnya, para pelari harus menghadapi hujan es dan angin kencang, yang akhirnya menewaskan mereka.
Ajang lari akhir-akhir ini memang jadi fenomena tersendiri di China. Banyaknya ajang lari jarak jauh lmembuat pengguna media sosial China khawatir akan kualitas dan pengorganisasiannya.
Ini juga ditambah banyaknya peserta ajang lari yang hanya bertujuan ingin membanggakan pencapaian lari mereka di media sosial.
Tak hanya itu, para peserta biasanya juga memakai legitimasi lomba lari saat melamar kerja untuk meningkatkan kesempatan diterima. Hanya sedikit pelari yang mengikuti ajang perlombaan murni untuk kebugaran.
Televisi China CCTV, dalam sebuah komentar daring pada Minggu (23/5/3/2021), menyatakan bahwa tragedi Gansu harusnya jadi sarana instrospeksi.
“Perencanaan rute, jaminan keamanan, persiapan medis, penyelamatan darurat, persediaan makanan dan lainnya, harus benar-benar diperhatikan. Ini mengingat antusiasme peserta ajang lomba lari yang semakin meningkat,” tulis CCTV.
Ajang lari memang sedang populer di China. Mengutip Asosiasi Atletik China (CAA), “Negeri Panda” menggelar maraton 40 kali lebih banyak pada tahun 2018 dibanding 2014. Bahkan di tahun 2019, CAA melaporkan bahwa ada sekitar 1.900 lomba lari.
Acara terkenal seperti Shanghai Maraton, secara teratur menarik hingga 38 ribu pelari. Semakin bertambahnya tahun, popularitas olahraga lari lewat ajang-ajang yang digelar berbagai pihak tak pernah surut.
Inilah yang oleh media pemerintah China disebut “Demam Maraton”, yang sayangnya tidak diikuti dengan hal positif. Banyak aksi kecurangan, ketidakprofesionalan penyelenggara, dan hal lain yang membuat citra ajang lari kian memburuk.
Karena itu, Badan Pengatur Olahraga China sering memberi tahu penyelanggara acara lari di seantero “Negeri Panda” untuk lebih meningkatkan keselamatan.
Singkatnya, antusiasme olahraga populer seperti lari memang harus diperhatikan, tapi tetap tidak boleh mengorbakan keselamatan.
Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.
Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …
Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.
- News
- Mobile
- Tablet
- Gadgets
- Camera
- Design
- More
-
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
-