Sebagai Presiden G20, Indonesia akan membawakan suara negara-negara berkembang dan least developed countries (LDCs).
Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam wawancara khusus bersama Kompas.com melalui siniar (podcast) BEGINU episode spesial Presidensi G20 Indonesia.
Retno mengakui bahwa selama pandemi Covid-19, kesenjangan bukannya semakin mendekat tapi semakin melebar, contohnya soal vaksinasi.
“Gap vaksinasi antara negara maju dan negara berkembang sangat jauh sekali,” kata Retno dikutip pada Kamis (6/1/2021).
Dia menambahkan, WHO menargetkan vaksinasi di masing-masing negara adalah 40 persen dari populasinya. Kenyataannya, masih ada sekitar 41 negara yang capaian vaksinasinya 10 persen saja tidak sampai.
Pandemi dan akses vaksin yg belum setara ini, lanjut Retno, menyebabkan semakin sulitnya mencapai target-target yang ditetapkan dalam sustainable development goals (SDGs).
“Jadi Presiden (Joko Widodo) berkata, ‘oke, ini adalah pertemuan besar. Targetnya adalah bagaimana negara-negara besar ini dapat berbuat untuk yang lain, terutama untuk negara berkembang’,” ujar Retno.
Selain itu, untuk kali pertama, Indonesia akan mengundang negara-negara kepulauan kecil di kawasan Pasifik dan Karibia sebagai tamu dalam pertemuan G20 yang kali ini diketuai Indonesia.
“Idenya adalah bagaimana kelompok besar ini dapat menjadi katalis bagi kerja sama yang konkret dan bermanfaat bagi negara berkembang,” tutur Retno.
Untuk diketahui, Indonesia akan menjadi ketua G20 selama setahun yakni mulai 1 Desember 2021 hingga 2022.
Anggota G20 terdiri atas Argentina, Australia, Brasil, Kanada, China, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa.
Sebagai pemegang tampuk kepeimpinan G20 kali ini, Indonesia mengusung tema Recover Together, Recover Stronger.
Menurut Retno, tema yang diusung tersebut Indonesia banget. Recover Together, Recover Stronger terdiri atas tiga kata yakni recover, together, dan stronger.
“Recover dan stronger itu adalah tujuannya. Sedangkan alat untuk ke sana adalah together, melalu kerja sama, solidaritas, dan inklusivitas,” jelas Retno.
Pengambilan tema Recover Together, Recover Stronger juga tak lepas dari refleksi hidup selama pandemi bahwa kerja sama, kebersamaan, solidaritas, dan inklusivitas adalah hal yang sangat penting.
“Karena kita tahu, kalau semua ini tak ada, maka yang dinamakan recover together dan recover stronger tidak akan mungkin terjadi,” ujar Retno.
Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.
Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …
Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.
- News
- Mobile
- Tablet
- Gadgets
- Camera
- Design
- More
-
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
-