Thursday . 09 August . 2024
thumb image

Korea Utara menembakkan setidaknya dua rudal balistik ke arah timur dari Provinsi Pyongan Utara di pantai barat Korea Utara pada Jumat (14/1/2022).

Penembakkan ini adalah uji coba yang ketiga dalam dua minggu sejak awal tahun 2022.

Peluncuran rudal itu hanya beberapa jam setelah Korea Utara mengkritik Amerika Serikat (AS) yang mengeluarkan sanksi baru atas peluncuran rudal lainnya karena dianggap sebagai provokasi.

Melansir Reuters, Jumat (14/1/2022), Angkatan Bersenjata Korea Selatan telah mendeteksi dua rudal yang diduga sebagai rudal balistik jarak pendek (SRBM).

Penjaga pantai Jepang juga melaporkan, Korea Utara telah menembakkan rudal yang diduga rudal balistik tersebut.

Penyiar NHK mengutip seorang pejabat kementerian pertahanan Jepang yang tidak disebutkan namanya mengatakan, rudal-rudal itu tampak mendarat di laut di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.

Komando Pasifik AS mengatakan, meski peluncuran rudal itu tidak menimbulkan ancaman langsung ke AS atau sekutunya, aksi ini seperti menekankan dampak destabilisasi dari program “senjata gelap” Korea Utara.

Mantan perwira Angkatan Laut Korea Selatan yang mengajar di Universitas Kyungnam Seoul Kim Dong-yup mengatakan, Korea Utara bisa saja menembakkan SRBM yang sebelumnya digunakan, seperti KN-23 atau KN-24.

“Senjata itu bisa diikutkan dalam latihan musim dingin mereka yang sedang berlangsung, sambil mengirim pesan ke AS melalui tindakan menyusul pernyataan media pemerintah,” katanya.

Beberapa jam sebelumnya, pernyataan media pemerintah Korea Utara mengatakan uji coba rudal merupakan hak yang sah untuk membela diri dan mengatakan AS sengaja meningkatkan situasi dengan menjatuhkan sanksi baru.

Pemerintah Korea Utara menyebutkan, pengembangan “senjata tipe baru” itu hanyalah bagian dari upaya untuk memodernisasi kemampuan pertahanan nasional dan tidak menargetkan negara tertentu atau membahayakan keamanan negara tetangga.

Sebelumnya, Rabu (12/1/2022), Pemerintahan Presiden AS Joe Biden memberlakukan sanksi pertamanya atas program senjata Korea Utara menyusul serangkaian peluncuran rudal dari negara tersebut.

AS juga meminta Dewan Keamanan PBB mengambil tindakan terhadap beberapa individu dan entitas Korea Utara yang dituduh melanggar resolusi dewan keamanan. Resolusi tersebut, yaitu melarang pengembangan rudal dan senjata nuklir Korea Utara.

Korea Utara sendiri telah mengonfirmasi senjata baru yang diluncurkan adalah “rudal hipersonik”.

Korea Utara mengklaim rudal hipersonik ini akan meningkatkan kekuatan strategis militernya.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sebelumnya menjelaskan bahwa AS tidak memiliki niat bermusuhan terhadap Korea Utara dan bersedia terlibat dalam pembicaraan tanpa prasyarat, tetapi uji coba yang dilakukan Korea Utara “sangat mendestabilisasi”.

thumb image

Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

thumb image

Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …

thumb image

Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.