Thursday . 09 August . 2024
thumb image

Setidaknya 40 orang dilaporkan terluka dalam demonstrasi ricuh di Swedia pada akhir pekan lalu, memprotes pembakaran Al-Quran oleh kelompok anti-Muslim garis keras.

Kelompok anti-Muslim itu dipimpin oleh politikus sayap kanan Rasmus Paludan yang membakar Al-Quran.

Sebanyak 26 polisi dan 14 pedemo dilaporkan terluka. Aparat berwenang menuturkan kepolisian juga telah menangkap 26 individu terkait kerusuhan itu, empat di antaranya merupakan anak di bawah umur, di Linkkoping dan Norrkoping.

Kedua wilayah itu menjadi tempat awal mula bentrokan di mulai pada Jumat pekan lalu.

Di kota Norrkoping, tiga orang membutuhkan perawatan medis setelah terkena peluru polisi selama bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa.

“Tiga orang tampaknya telah terkena tembakan dan sekarang dirawat di rumah sakit. Ketiga orang yang terluka ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan,” kata polisi dalam sebuah pernyataan online sambil menambahkan tidak ada cedera yang mengancam jiwa.

Dikutip CNN, juru bicara pemerintah Swedia menuturkan korban luka dan jumlah orang yang ditangkap aparat masih mungkin akan bertambah.

Saat ini, kepolisian masih mengidentifikasi rekaman video CCTV di lokasi demonstrasi rusuh pecah.

Kronologi insiden tersebut bermula saat Paludan, dan partainya Stram Kurs membakar kitab suci umat Muslim tersebut di area terbuka di kota Linkoping, pantai timur Swedia pada Kamis (15/4). Dikutip dari Anadolu, mayoritas penduduk wilayah tersebut menganut agama Islam.

Ratusan orang pun sempat turun ke jalan untuk menentang tindakan ini, tapi Paludan tetap meneruskan aksinya.

![]("./foto 2.jpeg")

Demo itu berujung ricuh. Menurut rekaman di lokasi kejadian, terlihat sebuah mobil terbakar dan puluhan orang bertopeng menyerang mobil polisi. Sejumlah anggota kepolisian pun dilarikan ke rumah sakit imbas kerusuhan.

Keesokan harinya, Jumat (15/5) massa terlibat bentrok lagi dengan polisi Swedia. Imbas kerusuhan ini, sembilan anggota pasukan keamanan mengalami luka-luka.

Menurut politikus Swedia kelahiran Turki, Mikael Yuksel, provokasi yang dilakukan kelompok anti-Islam itu berada di bawah perlindungan polisi dan berlansung di berbagai daerah di Swedia.

Yuksel juga menyebut Paludan dengan sengaja memilih wilayah yang banyak penduduknya menganut agama Islam dan dekat masjid untuk melancarkan provokasi.

“Di Swedia, negara yang tegas membela hak-hak asasi manusia serta kebebasan beragama, Al-Quran dibakar di wilayah Muslim di bawah perlindungan polisi,” katanya.

Hingga kini, polisi “belum tahu pasti” apakah kerusuhan dimulai sebagai protes terhadap demonstrasi anti-Muslim yang dipimpin Paludan.

Polisi Swedia dikabarkan tengah “mencari tahu mengapa dan siapa” yang bertanggung jawab atas kerusuhan tersebut.

thumb image

Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

thumb image

Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …

thumb image

Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.