Amerika Serikat beserta Korea Selatan dan Jepang menggelar pertemuan di Seoul guna membahas program nuklir Korea Utara pada hari ini, Jumat (3/6).
Pejabat dari ketiga negara itu yakni Sung Kim sebagai perwakilan khusus AS, Kim Gunn dari Korsel, dan Funakoshi Takehiro dari Jepang.
“Kami sedang mempersiapkan untuk semua kemungkinan dengan koordinasi yang erat bersama sekutu kami, Jepang dan ROK (Korea),” kata Kim Gun di awal rapat dikutip Reuters.
Korut terus mengembangkan program nuklirnya. Pengejaran senjata tanpa henti itu, lanjut Kim Gun, hanya akan membuat mereka semakin kuat untuk mencegahnya.
Sementara itu, Sung Kim menyoroti aktivitas nuklir Korut yang dinilai tak bisa diterima.
“Kami ingin memastikan ke DPRK [Korea Utara] bahwa kegiatan [program nuklir]nya melanggar hukum, berdampak dan merusak stabilitas,” tegas dia.
Ia kemudian mengatakan,“Masyarakat internasional tak akan menerima tindakan ini sebagai hal yang normal.”
Adapun Funakoshi menekankan perlunya koordinasi dan janji untuk terus meningkatkan pencegahan regional, termasuk kerja sama keamanan trilateral.
Korut tercatat sudah lebih dari delapan kali melakukan uji coba rudal, termasuk rudal antar-benua ‘monster’ Hwasong.
Negara ini memang bersikeras ingin mengembangkan program senjata nuklirnya sebagai simbol kekuatan nasional.
“Kami akan terus mengambil langkah untuk memperkuat dan mengembangkan kemampuan nuklir negara kami dengan kecepatan tertinggi,” kata pemimpin Korut, Kim Jong-un dalam laporan media pemerintah KCNA yang dikutip AFP.
Bagi Kim, senjata nuklir Korut merupakan tanda kekuatan nasional dan harus didiversifikasi.
“Dalam persiapan untuk situasi politik dan militer yang bergejolak, dan semua jenis krisis di masa depan kami akan lebih meningkatkan kekuatan nuklir,” tegas Kim.
Nuklir tersebut bisa saja dikerahkan jika kepentingan mendasar Pyongyang diserang.
“Jika ada kekuatan yang mencoba merebut kepentingan fundamental negara kami, kekuatan nuklir kami tidak akan punya pilihan selain menjalankan misi keduanya secara tak terduga,” kata Kim.
Menanggapi aktivitas yang signifikan dari Korut, Amerika Serikat menyerukan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan sanksi yang lebih usai melakukan uji coba rudal balistik.
Namun China dan Rusia, selaku sekutu dekat Korut, menolak saran itu. Sikap yang demikian membuat suara di Dewan Keamanan PBB terbelah soal Korut.
Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.
Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …
Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.
- News
- Mobile
- Tablet
- Gadgets
- Camera
- Design
- More
-
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
-