Thursday . 09 August . 2024
thumb image

Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi saling menyepakati pentingnya menghentikan Iran untuk ‘mendapatkan senjata nuklir’. Kesepakatan ini dicapai saat Presiden AS Joe Biden tengah melakukan kunjungan ke negara yang secara de-facto dipimpin oleh Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman itu.

Seperti dilansir Reuters, Sabtu (16/7/2022), Biden telah melakukan pertemuan langsung dengan Pangeran Mohammed bin Salman dan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud di Jeddah pada Jumat (15/7) waktu setempat.

Dalam pertemuan dengan Pangeran Mohammed bin Salman, Biden mengakui dirinya membahas soal energi dan kasus pembunuhan wartawan Saudi, Jamal Khashoggi. Namun program nuklir Iran tampaknya juga menjadi isu pembahasan menarik bagi delegasi AS dan otoritas Saudi.

Pernyataan gabungan yang dirilis kantor resmi Saudi Press Agency (SPA) menyebutkan bahwa Biden juga menegaskan komitmen berkelanjutan AS dalam mendukung ‘keamanan dan pertahanan teritorial Arab Saudi, dan memfasilitasi kemampuan Kerajaan untuk mendapatkan kemampuan yang diperlukan dalam mempertahankan rakyat dan wilayah dari ancaman eksternal’.

Teheran dan Riyadh yang merupakan negara Muslim Syiah dan Sunni terkemuka di Timur Tengah, telah memutuskan hubungan resmi sejak tahun 2016 lalu. Kedua negara mendukung pihak yang berlawanan dalam perang proxy di berbagai negara yang ada di kawasan tersebut, mulai dari Yaman hingga Suriah.

Disebutkan dalam pernyataan gabungan itu bahwa Saudi dan AS menggarisbawahi perlunya bertindak lebih lanjut dalam mencegah campur tangan Iran dalam ‘urusan internal negara-negara lainnya, dukungannya pada terorisme melalui proxy bersenjata, dan upayanya mengacaukan keamanan dan stabilitas kawasan’.

Kedua pihak, menurut pernyataan gabungan itu, sama-sama menekankan pentingnya menjaga arus perdagangan bebas melalui jalur perairan strategis seperti Bab al-Mandab dan Selat Hormuz.

Tahun 2015 lalu, Iran menandatangani kesepakatan dengan enam negara kekuatan dunia untuk membatasi program nuklirnya agar lebih sulit mendapatkan senjata, dengan imbalan keringanan sanksi-sanksi ekonomi. Iran menegaskan program nuklirnya hanya mencari energi atom sipil.

Tahun 2018, Presiden AS saat itu, Donald Trump, menarik negaranya dari kesepakatan nuklir Iran dengan alasan kesepakatan itu tidak cukup untuk mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir.

Sejak saat itu, Iran meningkatkan sejumlah aktivitas nuklirnya, dengan waktu terus berjalan dalam upaya memulihkan kesepakatan nuklir dengan negara-negara Barat.

thumb image

Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

thumb image

Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …

thumb image

Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.