Rusia Dituding Culik Kepala Pembangkit Nuklir Terbesar di Eropa

Pasukan Rusia dituding telah menculik Kepala Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, Ukraina, Ihor Murashov pada Jumat (30/9) sore. Aksi penculikan itu terjadi saat Murashov sedang dalam perjalanan dari pembangkit nuklir terbesar di Eropa itu menuju ke Kota Enerhodar.

Perusahaan nuklir negara Ukraina, Energoatom, mengatakan penculikan ini terjadi tak berselang lama usai Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim pencaplokan empat wilayah Ukraina, yakni wilayah Kherson, Zaporizhzhia, Luhansk dan Donetsk di Ukraina timur.

Perwakilan Energoatom menambahkan pasukan Rusia menghentikan mobil Murashov, kemudian menutup matanya dan membawa Murashov ke lokasi yang hingga saat ini belum diketahui.

“Penahanannya oleh (Rusia), membahayakan keselamatan Ukraina dan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa,” kata Presiden Energoatom Petro Kotin dilansir dari AP, Sabtu (1/10).

Kotin menuntut agar Rusia segera membebaskan Murashov.

Pabrik Zaporizhzhia berulang kali terperangkap dalam baku tembak perang di Ukraina. Teknisi Ukraina masih mengoperasikannya meski pasukan Rusia telah merebut pembangkit listrik di Ukraina tersebut.

Reaktor terakhir pabrik ditutup pada bulan September di tengah penembakan yang sedang berlangsung di dekat fasilitas tersebut.

Aneksasi Lebih Lanjut

Pada hari Jumat, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan perang di Ukraina berada pada ‘momen penting’. Ia menyebut keputusan Putin untuk mengambil alih lebih banyak wilayah Ukraina merupakan upaya pencaplokan terbesar wilayah Eropa secara paksa sejak Perang Dunia Kedua.

Institute for the Study of War, sebuah think tank yang berbasis di Washington mengatakan Ukraina kemungkinan akan merebut kembali kota penting lain yang diduduki Rusia di timur negara itu dalam beberapa hari ke depan.

Dalam briefing intelijen harian, Kementerian Pertahanan Inggris menyoroti serangan Rusia hari Jumat di kota Zaporizhzhia yang menewaskan 30 orang dan melukai 88 lainnya.

Militer Inggris mengatakan Rusia menyerang konvoi kemanusiaan di sana dengan rudal anti-pesawat S-300. Mereka menilai Rusia semakin menggunakan rudal anti-pesawat untuk melakukan serangan di darat, karena kemungkinannya Rusia kurang amunisi.

“Stok rudal Rusia kemungkinan besar terbatas dan merupakan sumber daya bernilai tinggi yang dirancang untuk menembak jatuh pesawat modern dan rudal yang masuk,” kata Militer Inggris.

“Dari pada digunakan melawan target darat/ Penggunaannya dalam peran serangan darat hampir pasti didorong oleh kekurangan amunisi secara keseluruhan, terutama rudal presisi jarak jauh,” kata mereka.

Rusia Tinggalkan Lyman

Pasukan Ukraina telah mengepung kota Lyman, sekitar 160 kilometer dari tenggara Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.

Mengutip laporan Rusia, institut itu mengatakan tampaknya pasukan Rusia mundur dari Lyman. Hal itu sesuai dengan video online yang konon menunjukkan beberapa pasukan Rusia mundur ketika seorang tentara Ukraina mengatakan mereka telah mencapai pinggiran Lyman.

Militer Ukraina belum mengklaim mengambil Lyman, dan pasukan yang didukung Rusia mengklaim mereka mengirim lebih banyak pasukan ke daerah itu. Ukraina juga membuat keuntungan bertambah di sekitar Kupiansk dan tepi timur Sungai Oskil, yang menjadi garis depan utama sejak serangan balasan Ukraina menguasai kembali wilayah Kharkiv pada September.