Thursday . 09 August . 2024
thumb image

Temuan kasus keracunan misterius siswi Iran terus bertambah.

Hal ini memicu seruan kepada pihak berwenang untuk segera bertindak saat kekhawatiran di kalangan orang tua meningkat.

Sejak akhir November 2022, ratusan kasus peracunan siswa perempuan di Iran telah dilaporkan.

Kebanyakan kasus ditemukan di kota suci Qom di selatan ibu kota Teheran.

Menurut penghitungan resmi Pemerintah Iran yang diterbitkan pada Sabtu (4/3/2023), sedikitnya 52 sekolah menjadi sasaran di sana.

Beberapa siswa bahkan harus dirawat di rumah sakit. Kantor berita ISNA pada Minggu (5/3/2023) melaporkan, serangkaian keracunan terbaru memengaruhi beberapa siswa di dua sekolah menengah di kota barat Abhar dan di kota barat daya Ahvaz.

Siswi di sebuah sekolah dasar di kota Zanjan di barat juga dilaporkan menjadi korban peracunan terbaru.

Sementara itu, kantor berita Mehr dan Ilna, mengabarkan temuan lebih banyak kasus keracunan misterius siswi di Iran terjadi di kota suci Mashhad di timur laut, Isfahan di tengah, dan Shiraz di selatan.

“Lusinan siswi terpaksa harus dibawa ke rumah sakit setempat untuk perawatan,” kata laporan itu.

Pada Jumat (3/3/2023), Presiden Ebrahim Raisi mengeklaim telah meminta Menteri Intelijen dan Menteri Dalam Negeri untuk menindaklanjuti kasus peracunan.

Dia menjuluki kasus keracunan misterius ini sebagai konspirasi musuh untuk menciptakan ketakutan dan keputusasaan di antara rakyat.

Diwawancarai oleh kantor berita Fars, Wakil Menteri Dalam Negeri Iran, Majid Mirahmadi mengatakan, komplotan peracunan anak perempuan sedang berusaha untuk “menutup sekolah”.

Bagaimanapun, kata dia, mereka yang berada di belakang aksi ini juga mencoba memicu lebih banyak protes di republik Islam tersebut. Mirahmadi mengacu pada gerakan protes yang dipicu di Iran oleh kematian 16 September dalam tahanan Mahsa Amini.

Mahasa Amini adalah pemudi etnis Kurdi yang ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat bagi perempuan.

Mirahmadi menuturkan, sebagian besar siswi yang terkena dampak keracunan juga mengalami komplikasi karena menderita kecemasan dan stres.

Pekan lalu, Wakil Menteri Kesehatan Iran Younes Panahi menduga keracunan itu bertujuan menutup akses pendidikan untuk anak perempuan.

Belakangan ini, kasus keracunan misterius telah mencengkeram Iran, memicu gelombang kemarahan di seluruh negeri dan tuntutan tindakan dari pihak berwenang oleh orang tua yang khawatir.

thumb image

Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

thumb image

Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …

thumb image

Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.