Anggota parlemen Eropa meminta Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada Kamis, 16 Maret 2023, untuk melakukan penyelidikan independen terhadap gelombang keracunan yang menimpa siswi di Iran.
Sekitar 13.000 murid, sebagian besar anak perempuan, jatuh sakit setelah “diduga diracuni” menurut media pemerintah dan pejabat di Iran. Beberapa politisi menuduh kelompok-kelompok keagamaan yang menentang pendidikan untuk anak perempuan.
Dalam sebuah resolusi, Parlemen Eropa mengutuk “sekeras-kerasnya, upaya mengerikan untuk membungkam perempuan dan anak perempuan di Iran.” Resolusi itu juga mendesak negara-negara anggota Uni Eropa untuk memfasilitasi penerbitan visa, suaka, dan hibah darurat bagi mereka yang perlu meninggalkan Iran, “khususnya perempuan dan anak perempuan”.
Keracunan di sekolah telah menambah kemarahan publik pada pihak berwenang, yang sudah memuncak setelah kematian seorang wanita muda September lalu saat berada dalam tahanan polisi moralitas, yang memicu protes anti-pemerintah terbesar di Iran selama bertahun-tahun.
Beberapa aktivis menuduh pemerintah mendalangi peracunan sebagai balas dendam atas fakta bahwa siswi bergabung dalam protes.
Pemimpin tertinggi Iran mengatakan awal bulan ini bahwa peracunan siswi adalah kejahatan “tak termaafkan” yang harus dihukum mati jika disengaja, demikian laporan TV pemerintah.
Iran telah menangkap beberapa orang yang konon terkait dengan gelombang peracunan dan menuduh beberapa koneksi ke “media pembangkang berbasis asing”.
Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.
Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …
Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.
- News
- Mobile
- Tablet
- Gadgets
- Camera
- Design
- More
-
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
-