Perdana Menteri Portugal Antonio Costa pada Selasa (7/11/2023) mengundurkan diri setelah diselidiki terkait korupsi pemberian kontrak ke perusahaan energi.
“Tugas perdana menteri tidak sesuai dengan kecurigaan apa pun terhadap integritas saya,” kata Costa dalam konferensi pers, setelah berbicara singkat dengan Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa pada Selasa pagi.
“Dalam keadaan seperti ini, saya sudah mengajukan pengunduran diri kepada presiden Republik,” tambahnya, dikutip dari kantor berita AFP.
Sebelumnya pada hari itu, media-media Portugal melaporkan bahwa para penyelidik menggeledah beberapa kementerian serta kantor Costa.
Jaksa penuntut umum kemudian mendakwa Menteri Infrastruktur Portugal Joao Galamba dan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap kepala staf Costa.
Investigasi ini mencakup dugaan penyalahgunaan dana, korupsi aktif dan pasif oleh tokoh politik, serta penjualan pengaruh, menurut pernyataan jaksa penuntut umum.
Costa juga sedang diselidiki tentang kasus lainnya karena diduga melakukan intervensi pribadi untuk mempercepat kontrak.
Kasus ini melibatkan konsesi penambangan litium di bagian utara Portugal, serta proyek produksi hidrogen dan pusat data yang akan dibangun oleh perusahaan Start Campus di Sines, kota yang berjarak sekitar 100 kilometer dari ibu kota Lisabon.
Dengan alasan risiko penerbangan dan kemungkinan berlanjutnya aktivitas ilegal, surat perintah penangkapan juga dikeluarkan untuk Wali Kota Sines dan dua eksekutif di Start Campus.
Presiden dewan eksekutif Badan Perlindungan Lingkungan Portugal (APA) turut didakwa.
APA pada Mei menyetujui proyek penambangan litium, logam penting untuk pembuatan baterai listrik.
Proyek kedua mendapat lampu hijau pada awal September, tetapi ditentang oleh kelompok lingkungan hidup dan sebagian penduduk lokal.
Portugal memiliki cadangan litium terbesar di Eropa dan merupakan produsen litium terkemuka di benua itu, tetapi produksinya saat ini difokuskan ke industri pembuatan keramik dan kaca.
Costa dari Partai Sosialis Portugal menjadi perdana menteri sejak akhir 2015 dan terpilih kembali pada Januari 2022.
Namun, popularitasnya belakangan ini menurun setelah serangkaian skandal terkait maskapai nasional TAP.
Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.
Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …
Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.
- News
- Mobile
- Tablet
- Gadgets
- Camera
- Design
- More
-
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
-