Thursday . 09 August . 2024
thumb image

Program Pangan Dunia (WFP) pada Kamis (9/11/2023) mengatakan, seluruh penduduk Gaza yang mencapai 2,3 juta orang kekurangan makanan dan menghadapi risiko kondisi gizi buruk setelah sebulan Israel memblokade wilayah kantong Palestina itu.

Sangat sedikit bantuan kemanusiaan yang sudah masuk ke Gaza sejak Israel mulai mengebom wilayah padat penduduk itu untuk membalas serangan Hamas ke Israel selatan.

Pejabat PBB mengatakan, pasokan bantuan yang masuk ke Gaza jauh dari memadai untuk memenuhi kebutuhan warga.

“Sebelum 7 Oktober, sebanyak 33 persen penduduk menghadapi kerawanan pangan. Kini dapat kami pastikan bahwa 100 persen penduduk sudah menghadapinya,” kata Direktur Kedaruratan WFP, Kyung-nan Park, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Ia mengatakan, WFP memerlukan dana sebesar 112 juta dollar AS (sekitar Rp1,75 triliun) untuk bisa membantu 1,1 juta orang di Gaza selama 90 hari ke depan.

“Mereka menghadapi risiko gizi buruk,” jelas dia.

Selain pendanaan, WFP juga memerlukan adanya jalur masuk rutin ke Jalur Gaza sekaligus akses yang aman di wilayah tersebut agar bisa mencapai lokasi orang-orang yang membutuhkan.

Sejak dibukanya kembali pintu perbatasan Rafah yang memisahkan Gaza dan Mesir untuk membawa masuk bantuan kemanusiaan pada 21 Oktober, WFP mencatat, jumlah rata-rata truk yang masuk ke Gaza masih kurang dari 19 persen arus truk sebelum pecahnya kembali konflik.

“Sekarang kami mengirim masuk 40 sampai 50 truk. Untuk bantuan pangan WFP saja kami membutuhkan 100 truk per hari agar bisa memberikan bantuan pangan kemanusiaan yang berarti bagi warga di Gaza,” kata Kyung-nan.

Kyung-nan menyampaikan, staf WFP di Gaza sendiri tidak punya cukup makanan untuk dikonsumsi.

WFP sebelumnya bekerja sama dengan lebih dari 23 toko roti di Gaza, namun hanya tersisa satu yang masih beroperasi akibat minimnya bahan bakar dan pasokan.

“Ada cerita di mana orang pergi ke sana, mengantre 10 hari dan pulang dengan tangan hampa. Kondisinya cukup serius,” jelas Kyung-nan.

thumb image

Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

thumb image

Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …

thumb image

Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.