Pemprov DKI Jakarta memulai proyek saringan sampah di Kali Ciliwung untuk segmen TB Simatupang, tepatnya di perbatasan Jakarta Selatan (Jagakarsa) dan Jakarta Timur (Pasar Rebo). Bagaimana cara kerjanya?
Kepala Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto menjelaskan sistem kerja dari saringan sampah badan air ini. Pertama, ponton terapung yang diterapkan di lokasi saringan berfungsi untuk mengarahkan sampah ke segmen sungai, sehingga dapat menghindari efek bendung akibat sampah yang tertahan di badan air.
“Kemudian penyaringan dilakukan secara berlapis, sehingga kegiatan pengambilan sampah dari badan Kali Ciliwung dapat dilakukan secara berjenjang, dari mulai saringan kasar sampai ke saringan lebih halus,” kata Asep di lokasi, Senin (26/9/2022).
Proses penyaringan sampah dibagi dalam dua tahap penyaringan dan dua tahap pencacahan sampah organik. Yaitu:
Saringan Tahap 1
Saringan ini Berfungsi untuk menangkap sampah-sampah ukuran di atas 50 cm, mengangkat dari badan air, menempatkannya di Conveyor untuk dihancurkan menjadi ukuran lebih kurang 5 cm - 20 cm.
Saringan Tahap 2
Saringan ini berfungsi untuk menangkap sampah-sampah ukuran di atas 20-50 cm, mengangkat dari badan air, menempatkannya di Conveyor dan kemudian membawa ke mesin penghancur atau Secondary Crusher untuk dihancurkan menjadi ukuran lebih kurang 3 cm - 5 cm.
Pencacah Tahap 1
Berfungsi untuk mencacah sampah berukuran besar seperti kayu, bambu, kasur, bekas bangunan, pertanian, dan lain-lain, menjadi ukuran 10-20 cm. Sebelum dimasukkan ke pencacah tahap 2, sampah halus dan sampah kasar akan dipisahkan secara otomatis.
Pencacah Tahap 2
Berfungsi untuk mencacah sampah berukuran besar, seperti kayu, bambu, kasur, bekas bangunan, pertanian, dan lain-lain menjadi ukuran 3-5 cm.
Asep juga menambahkan saringan sampah ini diprediksi dapat menampung sampah sekitar 40 m3/hari. Pihaknya juga menargetkan saringan ini dapat beroperasi pada Januari 2023 mendatang.
“Pembangunannya ditargetkan secara bertahap selesai pada Desember tahun 2022 dan dapat mulai beroperasi pada Januari 2023,” ujarnya.
Asep menjelaskan, nantinya sampah juga akan dipilah menjadi sampah organik dan sampah anorganik yang bisa dijual kembali maupun dimanfaatkan menjadi pupuk.
“Pilahan sampah ini kan ada organik dan anorganik. Yang organik, kalau bisa kita jadikan kompos atau kita olah lagi jadi RDF. Jadi sampah itu kita pilah yang masih bagus dan punya nilai ekonomis bisa kita jual ke pelapak, yang kemudian tidak punya nilai ekonomis yang cepat kita crusher,” jelasnya.
“Jadi, crusher itu, karena sampahnya sudah dalam bentuk kecil, dan kondisinya juga cukup baik untuk dikelola, baik itu jadi kompos maupun nanti kita kirim ke pabrik semen untuk kita olah menjadi RDF,” terangnya.
Dana APBD DKI sebesar Rp 195 miliar dialokasikan untuk membangun saringan sampah untuk segmen TB Simantupang ini. Asep menuturkan angka ini turun Rp 2 miliar dibandingkan rencana alokasi APBD DKI 2022 sebesar Rp 197 miliar.
“Rp 195 miliar. (Turun karena) penawaran, hasil lelang,” jelasnya.
Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.
Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …
Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.
- News
- Mobile
- Tablet
- Gadgets
- Camera
- Design
- More
-
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
-