Thursday . 09 August . 2024
thumb image

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar sistem imigrasi yang ada saat ini untuk diubah total karena dinilai ‘bergaya lama’ serta menghalangi investor dan wisatawan masuk.

Hal ini disampaikan Jokowi saat memimpin rapat mengenai visa on arrival (VoA) dan Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas) di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat (9/9) kemarin.

“Saya harapkan ini betul-betul, nanti dari setelah rapat ini terjadi perubahan yang total terhadap imigrasi kita. (Saat ini) Belum berubah sama sekali,” ujarnya dalam video yang diunggah di kanal youtube Sekretaris Presiden pada Sabtu (10/9).

Kepada jajaran menterinya, Jokowi mengaku banyak investor dan turis yang menyampaikan keluhan kepadanya, bahwa sangat sulit untuk mendapatkan izin tinggal di Indonesia. Mereka mengeluhkan sistem imigrasi yang ada saat ini masih sangat mengatur dan mengontrol.

Oleh sebab itu, Jokowi berharap hal tersebut bisa diubah dengan cara apapun. Dirinya juga tidak mempermasalahkan apabila seluruh jajaran Direktur Jenderal (Dirjen) hingga bawahannya diganti semua.

“Ini yang diubah total, harus. Yang seharusnya auranya adalah memudahkan dan melayani. Harus berubah total. Kalau perlu Dirjennya diganti, bawahnya diganti semua, biar ngerti kalau kita ingin berubah. Kalau kita ingin investasi datang, turis datang, harus diubah,” tuturnya.

Jokowi menegaskan kedatangan investor dan turis asing ke dalam negeri memberikan kontribusi besar pada perekonomian, seperti negara maju yang sangat cepat dan mudah dalam memberikan layanan visa.

Ia menilai, cara itulah yang seharusnya dicontoh dan diterapkan di Indonesia.

“Urusan imigrasi kita yang memang masih gaya lama. Ini yang begini-begini ini bermanfaat sekali bagi rakyat kita. Kita harus mulai betul-betul, Pak Menteri, mengubah ini, Pak,” katanya.

“Ganti itu kalau kira-kira memang nggak punya kemampuan untuk reform seperti itu, ganti semuanya dari dirjen sampai bawahnya, ganti, akan berubah. Kalau ndak, nggak akan berubah kita,” imbuhnya.

thumb image

Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

thumb image

Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …

thumb image

Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.