Pengamat militer Beni Sukadis membenarkan soal pernyataan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang menyebut anggaran pertahanan di Indonesia tergolong kecil. Menurut Beni, dalam 10 tahun terakhir rata-rata anggaran untuk pertahanan hanya 0,8 persen dari PDB.
“Secara struktur anggaran pertahanan RI kurang sehat karena alokasi gaji/kesejahteraan personel lebih dari 45 persen dan biaya rutin/belanja modal atau barang sekitar 45 persen, Maka alokasi pengadaan hanya 10 persen,” kata Beni saat dihubungi Tempo, Sabtu, 28 Januari 2023.
Selain itu, Beni mengatakan sejauh ini anggaran pertahanan belum memasukkam alokasi pengadaan yang multi-year. Hal ini membuat anggaran pertahanan kurang seimbang.
Lebih lanjut, Beni menyebut sampai sekarang ini belum ada kesungguhan atau langkah nyata dari pemerintah untuk menyiasati kekurangan, terutama langkah drastis dalam restrukturisasi komando teritorial atau koter.
“Yang terjadi justru sebaliknya, ketika ada pengembangan wilayah baru maka TNI AD justru menambah Koter baru seperti Kodim, Koramil, dan lain-lain. Pembangunan koter ini pada akhirnya justru memboroskan anggaran,” kata Beni.
Pendiri Marapi Counsulting menyebut fungsi koter yang setingkat Kodim dan Koramil sebenarnya hanya melakukan kegiatan intelijen dan pembinaan teritorial (binter). Menurut dia, fungsi itu seharusnya dilakukan oleh pemda, bukan TNI.
“Artinya banyak alokasi anggaran yang tidak tepat sasaran, di lain pihak secara kapabilitas TNI masih jauh Dari profesional karena keterbatasan alutsista yang baik dan mumpuni,” kata Beni.
Ia menyarankan pengembangan alutsista menjadi prioritas dalam rencana rangka panjang TNI. Walaupun hal tersebut bakal membuat anggaran pertahanan menjadi sesuatu yang relatif kecil. “Namun, memang tidak bisa dibandingkan dengan negara-negara yang lebih maju,” kata Beni.
Prabowo Sebut Anggaran Pertahanan Kecil
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut anggaran pertahanan Indonesia merupakan salah satu yang paling kecil. Hal ini jika dibandingkan dengan anggaran yang dibutuhkan untuk pertahanan.
Menurut Prabowo, anggaran tersebut kecil karena Indonesia tengah fokus mengendalikan kemiskinan.
“Karena negara kita masih menghadapi tuntutan untuk melaksanakan pengendalian dan untuk menghilangkan kemiskinan maka tentunya kita tidak bisa meminta anggaran untuk pertahanan TNI yang besar,” kata Prabowo.
Pemimpin redaksi FalkonIndo, mendapatkan gelar PhD pada tahun 2018, pernah menulis naskah untuk Tempo, DetikNews, CNN Indonesia dan media arus utama lainnya, dan pernah meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro.
Jurnalis senior dan redaksi FalkonIndo, pandai menggali konten berita potensial dan menganalisis masalah, memiliki kepekaan yang baik terhadap topik hangat dan tren opini publik. Pernah berpengalaman bekerja di think tank dan mempublikasikan artikel di Garba Rujukan Digital, pernah berkontribusi pada Times Indonesia, …
Produser video FalkonIndo, mendapatkan gelar magister jurnalistik di Singapura, pernah bekerja sebagai produser film dokumenter di Netflix, pandai membuat konten naratif berupa pengungkapan fakta.
- News
- Mobile
- Tablet
- Gadgets
- Camera
- Design
- More
-
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
- Widget Haeder
- Awesome Features
- Clean Interface
- Available Possibilities
- Responsive Design
- Pixel Perfect Graphics
-